Internet dalam belajar dan mengajar

Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di Internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi dari para penemu system yang pertama. Internet awalnya diciptakan untuk kebutuhan system pertahanan militer supaya dapat didesentralisasikan sehingga dapat mengurangi resiko kerusakkan total, mungkin saja hal inibisa terjadi apabila sistem sentral komputer utama dimusnahkan.

Internet juga dapat didesentralisasikan dan diberdayakan. Dengan menggunakan internet kita dapat mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat sekali. Kita dapat berkomunikasi secara masing-masing atau secara massa yang dapat dilakukan dimana saja diseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik saja. Kita dapat menyebarkan (publish) informasi yang bisa di akses dari mana saja di seluruh dunia dalam waktu singkat sekali. Kita dapat berkomunikasi secara langsung (real time) melalui telepon dan unit video processing. Kita bisa melakukan "chat" melalui jaringan gratis "chat" yang sangat luas yaitu mIRC.
Bagi para guru internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih:

Pengembangan Profesional
(a) Meningkatkan pengetahuan
(b) Berbagi sumber diantara rekan sejawat/ sedepartemen
(c) Bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri
(d) Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secra langsung
(e) Mengatur komunikasi secara teratur
(f) Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun Internasional.
Sumber bahan mengajar :
(a). Mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru
(b). Bahan baku & bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran
(c). Mengumumkan dan berbagi sumber. Sangat tingginya popularitas / sangat tingginya minat untuk meningkatkan siswa lebih terfokus belajar.

Untuk siswa Internet menawarkan kesempatan untuk;

Belajar sendiri secara cepat :
(a). Meningkatkan pengetahuan
(b). Belajar berinteraktif
(c). Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian
Memperkaya diri :
(a). Meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
(b). Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia

Walaupun Internet berpotensi untuk menyampaikan keuntungan-keuntungan tersebut bagi para guru maupun para siswa, pemakaian Internet di kelas hendaknya harus disusun sedemikian rupa dengan belajar mendefisinasikan secara obyektif. Kegiatan siswa juga harus dimonitor dengan baik.
Kenapa?

Seperti mana yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Internet itu berisi berbagai macam informasi dan sumber-sumber informasi lain, meskipun didalamnya juga terkandung hal-hal yang tidak berguna dan menghabiskan waktu sehingga mengganggu pelajaran siswa dengan mudahnya. Padahal keikutsertaan dalam kegiatan ini diluar jam belajar siswa, mungkin saja dapat memberi keuntungan bagi pengetahuan mereka atau mengembangkan kemampuan lainnya. Waktu belajar di kelas harus tetap difokuskan pada pelajaran utama. Rencana belajar mengajar yang efektif untuk menggunakn Internet akan memerlukan beberapa kemampuan baru guru untuk dapat lebih mengefektifkan waktu.

Satu dari keuntungan yang sangat potensial dari Internet selain untuk para administrator dan kepentingan sekolah, yaitu mngkin adalah untuk memudahkan pengoleksian lembaran data-data sekolah yangdaat langsung terkirim ketujuannya baik ke perorangan maupun ke masyarakat luas.

Guru, terutama guru bahasa dan guru pelajaran ilmu sosial, dapat mengambil (down-load) berita dan kejadian terkini yang bisa digunakan sebagai bahan mengajar di kelas pada hari yang sama saat itu juga. Semua guru dapat menggunakan Internet baik untuk keperluan pengembangan pribadi maupun secara profesional bekerjasama dalam wilayah regional maupun diseluruh dunia.
Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk dibeli?

Penulis menyarankan sebagai langkah awal membeli satu unit komputer dengan modem didalamnya dan CD ROM drive. Dan komputer ini harus ditempatkan di ruang perpustakaan sekolah sehingga bisa dipergunakan oleh seluruh staf dan para siswa serta harus diawasi pemakaiannya oleh petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan ini juga harus dilatih untuk menangani perawatan dan pemeliharaan rutin komputer. Serta mereka juga diberi wewenang khusus untuk mengatur jadwal pemakaian komputer dengan cara sistem memesan tempat. Biaya : Antara Rp. 3.000.000,- - Rp.5.000.000,- tergantung nilai tukar rupiah.

Apabaila sekolah anda sudah mempunyai laboratorium komputer maka bentuk modem terpisah dapat dibeli dengan harga yang cukup murah untuk mengakses Internet dari laboratorium, tergantung permintaan. Bentuk modem terpisah ini juga dapat disediakan bagi pemakaian di departemen.
Apalagi yang diperlukan?

Pastinya anda membutuhkan Internet Service Provider (ISP). Ini adalah sejenis perusahaan yang menyediakan jasa sambungan/ hubungan ke Internet melalui saluran telepon. Penulis menyarankan sebagai langkah awal, sebaiknya membuka sebuah account siswa sampai mereka tahu berapa menit per bulannya yang mereka perlukan. Cobalah untuk mendaftar USER-NAME ( nama pemakai ) berhubungan dengan nama sekolah anada, contohnya SMK3PALU, karena ini juga dapat digunakan sebagai alamat e-mail anda ( lihat dibawah ). Ada daftar Internet Service Provider dalam petunjuk homepage ini.
Biaya : Antara Rp.50.000,- - Rp.100.000,- per bulan + Biaya pemasangan ringan.

E-mail Account

Biasanya ISP menyediakan paling tidak satu account e-mail dan ini menggunakan "user name" anda, contohnya diambil dari contoh diatas SMK3Palu@Sulawesi.Net. Account ini bisa juga dipakai untuk keperluan resmi sekolah.
E-mail Account Siswa

Penulis menyarankan bahwa siswa-siswa sebaiknya membuka e-mail account pribadi di http://mail.yahoo.com, http://www.hotmail.com, atau salah satu dari sekian banyak e-mail provider gratis yang ada. E-mail account tersebut diatas lebih disukai dari account servis provider karena mereka dapat digunakan secara permanen. Dan ini juga merupakan ide yang baik bagi sekolah-sekolah untuk mempunyai alamat e-mail alternatif, apabila dalam keadaan mendesak mereka mengganti servis provider. Saya akan menyarankan menggunakan Yahoo.com karena mereka memperbolehkan anda untuk POP surat anda, mengirim surat ke alamat lain (forwarding), ataupun membacanya dari situs internet mereka dimana saja ( lebih fleksibel).
Homepage dan Nama Domain

Ada banyak sekali homepage provider gratis. Penulis yakin bahwa saat ini yang terbaik adalah http://www.crosswinds.net dan http://www.geocities.com/ karena servis yang mereka tawarkan cukup masuk akal (lihat dibagian cara membuat homepage).

"Domain Name" (alamat khusus di Internet) tidaklah sangat penting terkecuali bila anda adalah organisasi yang mencari keuntungan atau untuk bisnis. Kecuali bila domain name anda mudah untuk diingat seperti "Pendidikan.Net" maka manfaatnya tidak terlalu penting. Apabila anda membuat homepage di Crosswinds.Net maka anda mempunyai alamat (atau URL) seperti htpp://www.croswinds.net/~SMK3Palu. Bila anda mengunjungi homepage link di SLTA.Net atau SLTP.Net maka anda akan menjumpai banyak homepage sekolah yang berlokasi di situs gratis seperti ini. Keuntungan utama dari situs gratis ini adalah tidak dikenakan biaya perawatan dan tidak terkait apapun ISP yang anda pilih .
Telepon dan Pulsa

Seringkali kalau guru atau Kepsek ditanya "sudah punya Internet?" Jawabannya "Belum, pulsa telepon terlalu mahal"

Apakah, kalau sekolah Anda bisa berkomunikasi dengan semua sekolah di Indonesia, dengan Kanwil, Kandep, atau Dikmenum lewat telepon selama lima menit sehari atau kurang masih merasa mahal?. Sebagai contoh, saya download e-mail dari dua provider (Yahoo dan Crosswinds) dari banyak alamat e-mail yang saya punya setiap pagi dan perlu waktu kurang dari lima menit (<5 menit). Bagaimana bisa begitu? Saya menggunakan Post Office Protocol (POP) mail. Semua sekolah bisa pakai POP mail gratis seperti ini yang disediakan di Mail.Yahoo.Com atau WWW.Crosswinds.Net. Surat-surat diPOP dari hostnya langsung ke e-mail browser kita. Setelah itu sambungan ke Internet langsung dimatikan.

Surat-surat tsb dibaca OFF-LINE (tidak sambung ke Internet) dan tidak ada ongkosnya. Surat-surat ini dapat diprint atau dicopy (blok dan copy) ke Word, Wordpad, atau Notepad untuk di bawa ke tempat line (lewat disket).
Tetapi bagaimana kalau kita mau kirim surat atau membalas surat?

Sama juga:

* 1. Membuat surat dulu di Word atau Notepad atau Wordpad.
* 2. Buka browser kalau pakai Netscape (klik mail) atau kalau pakai Internet Explorer buka Microsoft Outlook.
* 3. Buka "New Msg" di Netscape atau "New" di Microsoft Outlook.
* 4. Mengisi alamat e-mail, subject, dan isinya surat.
* 5. Kalau lebih dari satu surat mengulang step 3 & 4 sampai semua surat sudah dibuat.
* 6. Kalau sudah selesai baru sambung ke Internet.
* 7. Klik "Send" (kirim surat) di semua surat masing-masing (langsung saja).
* 8. Kalau Anda pakai Microsoft Outlook Anda juga harus klik "Send/Receive" setelahnya.
* 9. Tunggu sampai semua surat sudah dikirim (biasanya cepat).
* 10. Kalau di Microsoft Outlook Anda secara automatis menerima surat baru juga kalau ada. Kalau Anda pakai Netscape sebaiknya cek kalau ada surat baru Klik "Get Msg".
* Matikan sambungan ke Internet.

Kalau Anda pakai sistem ini pulsa telepon tidak akan mahal. Jadi, setiap pagi sambung sebentar saja. Selama waktu itu dapat mengirim surat-surat yang sudah disediakan siang hari sebelumnya dan menerima surat yang baru.
Bagaimana dengan Searching the Internet?

Terus-terang, kalau siswa/i memakai Internet di dalam waktu belajar, gurunya harus sangat berpengalaman untuk menggunakan waktu dengan hemat agar menghasilkan pelajaran yang baik. Mungkin Internet bisa dipakai dengan cara ini setelah guru-guru sudah cukup berpengalaman. Saya pernah memakai Internet untuk mengajar tetapi tujuan pelajaran dan kegiatan siswa/i harus jelas dan dimonitor terus.

Untuk guru Internet juga bisa menghabiskan banyak waktu dan uang kalau kita tidak membuat sistem yang baik dari awalnya. Maksud saya, daripada semua guru cari informasi yang sama dan menghabiskan waktu masing-masing, penting sekali bila kita membuat pusat informasi tentang situs yang bagus dan relevan. Kalau sudah ada pusat informasi guru hanya perlu kirim e-mail ke pusat dan minta URL (Universal Resource Locator - alamat homepagenya). Jadi, cuma satu orang yang mencari (lebih hemat) dan informasi ini bisa dipasang di halaman "links informasi" di Website pusatnya supaya kalau guru lain cari informasi bisa cek disitu dulu.

Sesuai dengan yang sudah sering dikatakan, sebaiknya semua siswa/i di Indonesia dapat pengalaman memakai komputer dan Internet. Kebanyakan mengenai Internet dan cara membuat homepage misalnya kita dapat mengajar dengan komputer tanpa sambung ke Internet. Kalau kita ingin membuat program keterampilan komputer biayanya bisa dinaikkan sesuai dengan ongkos bila siswa/i menggunakan waktu di Internet (sharing) dalam programnya. Lebih baik siswa dapat kenalan Internet saja di sekolah dan melanjutkan kemampuan sendiri di Warung Internet. Di banyak sekolah yang belum punya fasilitas Internet siswa/inya sudah lama memakai Internet dan pengalamannya juga banyak. Pengalaman mereka bisa digunakan untuk membantu guru atau pustakawan untuk belajar mengenai Internet. Dengan teknologi baru ini sebaiknya kita mengunakan semua kemampuan SDM di sekolah.
Kesimpulan:

Kalau kita ingin mengajar, kita perlu memperhatikan hal-hal utama yaitu rencana dan strateginya. Sama dengan Internet. Kalau kita ingin membuat sistem komunikasi yang baik dan hemat, dan meningkatkan pendidikan siswa/i dalam ilmu komputer yang sesuai dengan dana sekolah, yang penting rencana (program) yang baik, dan strategi-strategi yang terbaik sesuai dengan keadaan sekolahnya. Dengan prinsip-prinsip yang disebut di dalam "Kiat Mendapatkan Dana" kita bisa secara terus-menerus melakukan peningkatan mutu pendidikan di sekolah kita secara mandiri.

Sumber : http://e-pendidikan.net/

The One and Only

The 99 Attributes
He who has the power to create the entities

It is not possible to perfectly translate the names and attributes of Allah from original Arabic into English. However, here are some fairly close explanations -

  1. Ar-Rahman: The Most Compassionate, Most Kind
  2. Ar-Rahim: The Most Merciful
  3. Al-Malik: The Master, The King, The Monarch
  4. Al-Quddus: The Pure, The Holy One
  5. As-Salaam: The Peace, The Tranquility
  6. Al-Mu'min: The Faithful, The Trusted
  7. Al-Muhaymin: The Protector, The Vigilant, The Controller
  8. Al-'Aziz: The Almighty, The Powerful
  9. Al-Jabbar: The Oppressor, The All Compelling
  10. Al-Mutakabbir: The Haughty, The Majestic, The Lord
  11. Al-Khaliq: The Creator, The Maker
  12. Al-Baari': The Inventor
  13. Al-Musawwir: The Fashioner, The Organiser, The Designer
  14. Al-Ghaffar: The Forgiving, The Forgiver
  15. Al-Qahhar: The Almighty, The Dominant
  16. Al-Wahhab: The Donor, The Bestower
  17. Ar-Razzaq: The Provider, The Sustainer
  18. Al-Fattah: The Opener, The Revealer
  19. Al-'Alim: The All Knowing, The Omniscient
  20. Al-Qabid: The Contractor, The Restrainer, The Recipient
  21. Al-Basit: The Expander, The Increaser
  22. Al-Khafid: The Abaser, The Humbler
  23. Ar-Rafi': The Raiser, The Exalter
  24. Al-Mu'iz: The Honourer, The Exalter
  25. Al-Muzil: The Abaser, The Subduer
  26. As-Sami': The All Hearing, The All Knowing
  27. Al-Basir: The All Seeing, The Insightful
  28. Al-Hakam: The Arbitrator, The Judge
  29. Al-'Adl: The Justice, The Equitable
  30. Al-Latif: The Most Gentle, The Gracious, The One Who is Kind
  31. Al-Khabir: The Aware, The Segacious
  32. Al-Halim: The Gentle, The Most Patient, The Benevolent
  33. Al-'Azim: The Great, The Mighty
  34. Al-Ghafoor: The Forgiving, The Pardoner
  35. Ash-Shakur: The Grateful, The Thankful
  36. Al-'Aliy: The Most High, The Exalted
  37. Al-Kabir: The Greatest, The Biggest
  38. Al-Hafiz: The Guardian, The Preserver
  39. Al-Muqit: The Maintainer, The Nourisher
  40. Al-Hasib: The Noble, The Reckoner
  41. Al-Jalil: The Majestic, The Honorable, The Exalted
  42. Al-Karim: The Most Generous, The Bountiful
  43. Ar-Raqib: The Guardian, The Watcher
  44. Al-Mujib: The Answerer
  45. Al-Wasi': The Enricher, The Omnipresent, The Knowledgeable
  46. Al-Hakim: The Most Wise, The Judicious
  47. Al-Wadud: The Affectionate, The Loving
  48. Al-Majid: The Glorious, The Exalted
  49. Al-Ba'ith: The Resurrector, The Raiser from death
  50. Ash-Shahid: The Witness
  51. Al-Haqq: The Truth, The Just
  52. Al-Wakil: The Guardian, the Trustee
  53. Al-Qawee: The Powerful, The Almighty, The Strong
  54. Al-Matin: The Strong, The Firm
  55. Al-Walee: The Supporter, The Friend, The Defender
  56. Al-Hamid: The Praiseworthy, The Commendable
  57. Al-Muhsi: The Counter
  58. Al-Mubdi': The Beginner, The Creator, The Originator
  59. Al-Mu'eed: The Restorer, The Resurrector
  60. Al-Muhyee: The Bestower, The Life Giver
  61. Al-Mumeet: The Bringer of Death, The Death Giver
  62. Al-Hayy: The Ever-Living
  63. Al-Qayyum: The Self-Subsistent, The Eternal, The Self-Sustaining
  64. Al-Wajid: The All Perceiving, The Bountiful, The Finder
  65. Al-Wahid: The One, The Unique
  66. Al-Majid: The Noble, The Illustrious
  67. Al-Ahad: The Only, The Unique
  68. As-Samad: The Perfect, The Eternal
  69. Al-Qadir: The Able, The Capable, The Omnipotent
  70. Al-Muqtadir: The Capable, The All Powerful
  71. Al-Muqaddim: The Presenter, The Advancer, The Expediter
  72. Al-Mu'akhkhir: The Fulfiller, The Deferrer
  73. Al-'Awwal: The First
  74. Al-'Akhir: The Last
  75. Az-Zahir: The Apparent, The Exterior, The Manifest
  76. Al-Batin: The Hidden, The Interior, The Veiled
  77. Al-Waali: The Governor, The Ruler, The Master
  78. Al-Muta'ali: The Exalted, The Most High, The One above reproach
  79. Al-Barr: The Benefactor, The Beneficient, The Pious
  80. At-Tawwab: The Acceptor of Repentance, The Forgiver, The Relenting
  81. Al-Muntaqim: The Avenger
  82. Al-'Afuww: The Forgiver, The Pardoner
  83. Ar-Ra'uf: The Merciful, The Ever Indulgent
  84. Al-Muqsit: The Just, The Equitable
  85. Aj-Jami': The Collector, The Comprehensive, The Gatherer
  86. Al-Ghanee: The Richest, The All Sufficing, The Self-Sufficient
  87. Al-Mughnee: The Enricher, The Sufficer, The Bestower
  88. Al-Maani': The Supporter
  89. Ad-Daarr: The Distresser, The Afflictor, The Bringer of Adversity
  90. An-Nafi': The Beneficial, The Benefactor
  91. An-Nur: The Light
  92. Al-Hadi: The Guide
  93. Al-Badi': The Wonderful, The Maker, The Incomparable
  94. Al-Baqi: The Enduring, The Everlasting, The Eternal
  95. Al-Warith: The Inheritor, The Heir
  96. Ar-Rashid: The Rightly Guided, The Concious, The Guide
  97. As-Sabur: The Most Patient, The Enduring
  98. Malik Al-Mulk: The Ruler of The Kingdom, The King of The Universe
  99. Zul-Jalali wal-Ikram: Lord of Majesty and Generosity


All Muslims must believe in the 'Oneness of the Names and Qualities of Allah' and this in arabic is known as Tauhid-al-Asma'was-sifat
It is not upto any man to name or qualify Allah except with what He or His Messenger Mohammed (p.b.u.h) has named or qualified him. Neither should anyone be named or qualified with the Names or qualifications of Allah e.g. Ar-Rahman - since this would attribute the characteristic of compassion and kindness in its absolute totality to someone other than Allah. But instead one can be named 'Abdur-Rahman' which would translate to 'Servant of the Most Compassionate the Most Kind'.

Allah is present over his throne as mentioned in the Qur'an -

Quran 20:05

The Most Gracious (Allah) rose over (Istawa) the (Mighty) Throne (in a manner that suits his majesty)

The Throne is over the seventh heaven and yet Allah comes down over the first (nearest) heaven on the day of Arafah and also during the last third part of every night as mentioned by Prophet Mohammed (p.b.u.h.) in authentic hadith, and Allah has the knowledge of the seen and the unseen.

Quran 6:59-60

And with him are the keys of the Ghaib (all that is hidden), none knows them but He. And He knows whatever there is in the land and in the sea; not a leaf falls, but he knows it. There is not a grain in the darkness of the earth nor anything fresh or dry, but is written in a Clear Record.
It is he who takes your souls by night (when you are asleep), and has knowledge of all that you have done by day, then He raises (wakes) you up again that a term appointed (your life period) be fulfilled, then (in the end) unto Him will be your return. Then he will inform you of that which you used to do.

It is important to note that it is not as some muslims think that Allah is present everywhere i.e. here, there and even inside the breasts of men. Rather He knows of Everything and is closer to man than man is of himself.

Quran 50:16

And indeed We have created man, and We know what his ownself whispers to him. And We are nearer to him than his jugular vein (by Our Knowledge).

Allah has the quality of hearing and sight in its totality without bearing a likeness or a resemblance to his creation.

Quran 50:16

...There is nothing like unto Him and He is the All-Hearer, the All-Seer.

Allah also has two hands, but again not bearing a likeness or a resemblance to his creation.

Quran 38:75

...To one whom I have created with Both My Hands...

Quran 48:10

...The hand of Allah is over their hands...

Finally, All muslims are required to believe with a certainty of mind, body and soul -

"La ilaha illallah"

(None has the right to be worshipped but Allah)

Bung Karno Dan Para Isteri

Hati yang Melihat Wanita

RUMAH bercat hijau di Jalan Bonang 62, Jakarta Pusat, cukup unik. Di tembok terasnya tertulis ''Srihana-Srihani''. Tulisan itu cukup mencolok, berwarna kuning keemasan setinggi 40 sentimeter. Setiap orang yang melintas di depan rumah itu selalu menduga, Srihana-Srihani adalah nama pemilik rumah. Padahal, si empunya rumah bernama Hartini, janda mantan Presiden Soekarno, atau Bung Karno (BK).

Srihana-Srihani adalah nama samaran ketika BK berkirim surat dengan Hartini. Srihana nama samaran BK, sementara Srihani untuk Hartini. ''Ah, itu kenangan lama. Tapi, saya suka nama samaran pemberian Bapak,'' katanya mengenang. Seperti apa isi surat-surat itu? ''Itu urusan pribadi, tapi Bapak selalu menulis yang indah-indah,'' Hartini menambahkan.

Soal surat-menyurat, BK sangat pintar memanjakan istri-istrinya dengan kata-kata puitis. Seperti surat-suratnya pada Yurike Sanger. Lihat saja cuplikan surat untuk Yurike saat BK tak bisa mengunjunginya.

Dear darling Yury,
Today I cannot come.
I'm so busy, that
I cannot find time to
see you. But I do
see you in my heart.
Take good care of yourself

Gaya puitisnya ternyata menular juga ke Fatmawati. Saat BK meninggal pada 21 Juni 1970, Fatmawati tidak hadir melepas kepergian suaminya. Namun, ia mengirim karangan bunga bertuliskan: ''Tjintamu jang selalu mendjiwai rakjat. Tjinta Fat.'

Makna pandangan pertama BK tak dapat ditebak. Sekadar perhatian, atau menanamkan simpati bagi perempuan yang kelak diperistrinya. Kadang-kadang, ia melakukan hal yang tak terduga. Saat Fatmawati minta pendapat pada BK tentang pinangan anak wedana terhadapnya, BK malah menjawab pinangan itu untuk dirinya sendiri. BK minta Fatmawati menolak pinangan itu, dan menjanjikan waktu enam bulan untuk ''menyelesaikan urusan'' dengan Inggit Ganarsih, istri pertamanya.

Hartini merasa, perhatian BK natural, tidak dibuat-buat, saat pertama kali ia bertemu dengannya di Salatiga. Ketika bersalaman, BK bertanya: rumahnya di mana, anaknya berapa, suaminya siapa. Setelah pertemuan itu, datang sepucuk surat untuk Hartini. Lewat surat-menyurat itulah, hati mereka bertaut.

Yurike Sanger tak menduga saat orang nomor satu di Indonesia kala itu menghampirinya ketika ia menjadi anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika. Barisan pemuda-pemudi berpakaian daerah sebagai pagar betis, saat Presiden Soekarno ada acara resmi dengan tamu negara.

BK menghentikan langkahnya di depan Yurike saat berjalan menuju mobilnya. ''Siapa namamu?'' ''Yurike, Pak,'' jawabnya sambil tergagap. Sebelum BK pergi, ia sempat berpesan: Yurike tak boleh memakai nama berakhiran ''ke'' atau ''ce''. ''Pakai Yuri saja, ya,'' pesan BK. Pandangan pertama dan perhatian sangat manusiawi yang dilakukan BK itu membuat Yurike takluk ketika BK meminangnya.

Banyak hal yang membuat para istri dan mantan istri BK menilai BK adalah suami dan bapak yang bertanggung jawab. Sikapnya penuh perhatian, telaten, dan tak pilih kasih. ''Bapak telaten dan penuh perhatian pada semua istrinya. Kita ndak dibeda-bedakan,'' kata Hartini. Setiap Jumat sampai Minggu, BK menyempatkan diri berkunjung ke Bogor, tempat Hartini dan kedua anaknya tinggal di pavilyun Istana Bogor.

''Ia tahu dan menghormati kewajibannya,'' kata Yurike. Meskipun, hal itu kadang menjengkelkannya. Maklum, BK punya kebiasaan harus kembali ke Istana Merdeka pagi-pagi sekali, sehabis menginap di rumahnya, di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Kadang-kadang, BK pergi dengan tergesa dan tak sempat cuci muka.

Semua itu dilakukan agar di mata anak-anaknya, BK tetap menjadi seorang bapak yang penuh perhatian. ''Bung Karno harus mencium anak-anaknya satu per satu sebelum mereka berangkat ke sekolah. Mengecek pekerjaan rumah dan memeriksanya dengan teliti,'' tutur Yurike.

Untuk urusan sekolah anak-anak, BK selalu turun tangan. ''Semua rapor anak-anak, Bapak sendiri yang neken,'' kata Hartini. Bukan itu saja, jika ada pelajaran yang jelek nilainya, BK turun tangan memberikan penjelasan langsung.

Tanggung jawabnya yang tinggi itu membuat semua istri dan mantan istri BK menaruh hormat kepada sang suami. Dalam sejarah hidup BK, ada delapan wanita yang pernah menjadi istrinya.

Ketika masih mahasiswa, BK dijodohkan dengan Utari, putri pendiri Sarekat Islam (SI), H.O.S. Tjokroaminoto. Saat itu, BK mondok di rumah Haji Sanusi, yang kebetulan aktivis SI, di Bandung.

Dalam perjalanannya, hubungan mereka lebih sebagai kakak beradik. BK justru lebih dekat dengan Inggit Ganarsih, istri Haji Sanusi. Jalinan hubungan itu makin serius, yang mendorong mereka berterus terang kepada Haji Sanusi dan Tjokroaminoto.

Utari akhirnya dikembalikan kepada orangtuanya oleh BK, dalam keadaan masih gadis. Sementara itu, Inggit --yang lebih tua 12 tahun dari BK-- dinikahi setelah masa idah cerainya dari Haji Sanusi selesai, pada 1923.

Biaya studi Kusno --begitu panggilan Inggit terhadap BK-- setelah menikah dengan Inggit, ditanggung Inggit sampai ia mendapat gelar insinyur pada 1926. Inggit berperan besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan yang dilakukan BK.

Saat BK dipenjarakan di Sukamiskin, karena kegiatan politik, Inggit setia menemani dan menunggu sampai masa hukumannya habis. Karena hanya dia yang boleh menjenguk BK di penjara, otomatis Inggit yang menjadi penghubung antara suaminya dan para pejuang lain, secara sembunyi-sembunyi.

Untuk menulis pesan BK, Inggit menggunakan kertas rokok lintingan. Ketika itu, Inggit memang berjualan rokok buatan sendiri. Rokok yang diikat dengan benang merah hanya dijual kepada para pejuang, di dalamnya berisi pesan-pesan BK.

Hal yang sama juga dilakukan saat BK diasingkan di Ende, Flores (1934), hingga ia dipindah ke Bengkulu (1938). Inggit bisa membesarkan hati BK, memberikan dorongan semangat, membagi suka-duka. Tak mengherankan jika di depan peserta Kongres Indonesia Raya di Surabaya (1932), Soekarno menjuluki Inggit sebagai ''Srikandi Indonesia''.

Meski pernikahan Inggit dengan BK tidak diakaruniai anak, mereka memiliki dua anak angkat: Ratna Djuami dan Kartika. Inggit akhirnya diceraikan BK pada 1942. Alasannya, ia tak mau dimadu, ketika Soekarno mengajukan permohonan menikah dengan Fatimah alias Fatmawati.

Fatmawati adalah anak tunggal pasangan Hassan Din dan Siti Khatidjah, yang saat di Bengkulu mondok di rumah BK. Usianya masih 15 tahun, dan menjadi teman sekolah kedua anak angkat BK dan Inggit di sekolah Katolik, Rooms-Katholik Vakschool.

Alasan ketertarikan BK pada Fatmawati, salah satunya, adalah ingin mendapatkan keturunan setelah 18 tahun menikah tidak dikaruniai putra. Fatmawati menyetujuinya asalkan tidak dimadu. Bahkan, ia akan menerima BK jika sudah menceraikan Inggit secara baik-baik.

Untuk urusan itu, BK meminta pendapat dari rekan seperjuangannya, Bung Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan KH Mas Mansyur. Pada 1943, BK menikah dengan Fatmawati secara wali. Saat itu, usia Fatmawati 19 tahun, dan Soekarno 41 tahun. Nama Fatmawati adalah pemberian BK, yang berarti bunga teratai.

Fatmawati banyak menenami BK sejak menjelang proklamasi kemerdekaan. Ketika BK dan Bung Hatta diculik ke Rengasdengklok, ia menyertainya bersama Guntur yang masih bayi. Di masa kemerdekaan, Fatmawati menjadi ibu negara. Setelah pengakuan kedaulatan RI, keluarga BK tinggal di Jakarta, menempati Istana Merdeka. Dari pernikahan itu, terlahir lima anak: Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.

Kisah Hartini yang dinikahi BK pada Januari 1952 agak berbeda dari istri sebelumnya. Ia bersedia dimadu. Hartini memutuskan menikah dengan BK setelah mendapat restu dari kedua orangtuanya. ''Kata orangtua saya, dimadu itu abot (berat), biarpun oleh raja atau presiden,'' kata Hartini menirukan nasihat orangtuanya.

Sebelum dinikahi, Hartini mengajukan syarat agar Ibu Fatmawati tidak diceraikan dan tetap menjadi first lady. ''Saya tidak mau Ibu Fat diceraikan, karena kami sama-sama wanita,'' kata Hartini, yang melahirkan dua anak dari BK: Taufan (almarhum) dan Bayu.

Ratna Dewi Soekarno, atau Dewi Soekarno, 61 tahun, dikenalkan pada BK karena adanya latar politik bisnis. Pertemuan terjadi pada Juni 1959, ketika Bung Karno mengunjungi kelab malam Copacabana di Tokyo. Dewi, nama aslinya Naoko Nemoto, bekerja sebagai penyanyi di kelab malam tersebut. Saat itu usianya masih 19 tahun. Ia menyanyikan Bengawan Solo saat menyambut BK.

Dengan dicomblangi Masao Kubo, Direktur Utama Tonichi Inc, hubungan mereka berlanjut sampai ke pelaminan, 3 Maret 1962. Berkat peran Dewi itulah, Tonichi mendapat banyak proyek dari Pemerintah RI.

Kehadiran Dewi mampu menyisihkan Sakiko Kanase, yang lebih dulu diperkenalkan kepada BK oleh perusahaan Kinoshita. Sakiko, yang sempat masuk Islam dan berganti nama menjadi Saliku Maisaroh, kecewa dan bunuh diri, tiga minggu setelah Dewi menikah dengan BK.

Dewi, yang belakangan pernah menghebohkan dengan buku Madamme D'Syuga, pada awalnya kurang mendapat simpati di kalangan putra-putri BK. Guntur, misalnya, memelesetkan nama Dewi menjadi ''Deweh''. Dan ia menjuluki istri-istri BK, selain Fatmawati, sebagai ''hinul-hinul markindul''.

Di sisi lain, Dewi sangat berbakat di bidang politik. Dialah yang merekatkan hubungan BK yang retak dengan militer pasca-G-30-S/PKI. Dewi berupaya mengakrabkan kembali Soekarno dengan Jenderal Soeharto, dan Jenderal Nasution. Dengan BK, Dewi dianugerahi satu putri, Kartika Sari Dewi Soekarno.

Pernikahan BK dengan Haryati tidak banyak terekspose. Ia tidak begitu menonjol dibandingkan dengan istri-istri BK lainnya. Pada 1980-an, namanya mencuat saat berperkara soal tanah hadiah dari BK di Jalan Comal, Surabaya. Atau, saat ia kehilangan kancing-kancing baju dan sekaligus beberapa baju peninggalan BK. Setelah bercerai dengan BK, Haryati menikah dengan Sakri. Dari pernikahannya dengan BK, ia dikaruniai satu putri, Ayu Gembirowati.

Yurike Sanger, atau Yuri, adalah istri terakhir dan termuda BK. Saat dinikahi, usianya baru sweet seventeen, dan masih kelas II SMA. Anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika itu pada dasarnya seorang yang minder dan pemalu. Ia justru menjadi percaya diri setelah sering diajak ngobrol oleh BK. ''Hanya orang minder sajalah yang tidak berani menghadapi, dan melarikan diri dari persoalan yang menghadangnya,'' kata Yurike menirukan pesan BK.

''Kalau saya tidak menerima tawaran Ibu Lia untuk menjadi Barisan Bhinneka Tunggal Ika, tak mungkin saya bisa bertemu dan hidup bersama dengan Bung Karno,'' tuturnya. Yuri mengaku cepat dewasa dalam berpikir, karena BK banyak mengajari berbagai hal, termasuk bagaimana harus menempatkan diri.

Sekarang, genap satu abad lahirnya Bung Karno. Rangkaian seremoni disiapkan untuk menggelar gawe besar itu. Hartini, salah satu istri BK yang masih hidup, mengaku terharu mendengar akan digelarnya acara tersebut. ''Saya merasa terharu, dan senang,'' kata penggemar warna ''hijau botol'' itu. ''Saya ingat saat-saat terakhir Bapak. Dikucilkan. Hanya boleh ketemu sama keluarganya, dan dokter saja.''

Di usianya yang 77 tahun, Hartini kini menghabiskan waktunya dengan aktivitas yang ringan. ''Kegiatan saya sehari-hari, ya, ngebon (berkebun), ngaji, baca koran, menata rumah, arisan, kadang belanja. Itu saja. Nggak neko-neko (aneh-aneh).'' Hidupnya sangat sederhana. Sebagai janda presiden, ia mendapat tunjangan pensiun dari pemerintah. Jumlahnya? Ia tak mau menyebut angka. ''Ya, kalau jujur, tidak cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Tapi, saya selalu berupaya agar bisa membayar rekening listrik, telepon, pembantu....''

Ketika ditanya tentang pengalamannya yang paling berkesan bersama BK, wanita yang tidak berkebaya sejak BK meninggal itu menuturkan, ''Selama mendampingi Bapak, seluruh hidup saya sangat berkesan. Makanya, saya sangat berterima kasih, Allah telah menunjuk saya mendampingi Bapak sampai akhir hayatnya,'' katanya dengan suara serak dan mata berkaca-kaca.

[Dewi Sri Utami]
[Edisi Khusus Gatra Nomor 29 Beredar 4 Juni 2001]