Rumusan Hidup Jaman Modern

"hidup ini sudah susah, jadi jangan dibikin susah. Aku hanya ingin hidup sewajarnya dan tidak bersentuhan dengan hal-hal yang akan mencelakakanku dan menambah sulitnya hidup. Tidak neko-neko".

Pernyataan “ingin hidup tanpa masalah, ‘mencari’ masalah; “menjalani kehidupan sewajarnya”; dan pernyataan-pernyataan sejenis itu kerap kita dengar dari orang-orang di sekeliling kita, dan petuah “bijak” para orangtua pada anaknya. Untuk sementara saya bisa mengatakan bahwa pandangan semacam itu sudah menjadi “pedoman pokok kehidupan” masyarakat kita sekarang. Sudah menjadi “rumus keselamatan hidup” di dalam menjalani kehidupan yang modern sekarang ini.

sekilas harapan hidupnya itu tampak biasa dan normal, “sederhana” dan “tidak macam-macam” atau “tidak aneh-aneh”. Jika bukan harapan semua orang, kemungkinan besar itu adalah harapan banyak orang. Namun, jika kita terlusuri lagi, gambaran wajar dan sederhana itu sama sekali tidaklah wajar dan sederhana. Untuk mencapai “kesederhanaan” dan “kewajaran” seperti itu perlu perjuangan gigih, pengorbanan, dan sangat mungkin meminta pengorbanan orang lain .

Kondisi kehidupan yang dianggap wajar, tidak macam-macam dan tidak aneh-aneh seperti itu bukan hal yang sudah tersedia di dunia ini. Gambaran tentang kehidupan yang wajar sebagaimana yang dimaksud adalah sebuah kondisi yang suka tidak suka dan mau tidak mau harus diraih dan diperjuangkan. Jika kita cukup jernih melihat bagaimana sebuah “kewajaran” dan “kesederhanaan” terjadi, kita akan segera menemui betapa untuk mencapainya perlu pengorbanan, bahkan pengorbanan orang lain.

Orang Miskin Dilarang Sakit...!!!


Orang miskin, selalu terhimpit oleh sistem yang membuat mereka terus menerus sakit. Aktor yang menghimpit itu antara lain yakni dokter, rumah sakit, apoteker, orang kaya, perawat, pabrik farmasi, dan pemerintah yang minim perhatiannya terhadap mereka.

Puskesmas yang pada awalnya disediakan untuk masyarakat miskin. Di era otonomi daerah, minimnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kesehatan, menyebabkan pemerintah kabupaten mengeluarkan peraturan daerah menaikkan biaya berobat di Puskesmas. Akibatnya, layanan Puskesmas menjadi mahal. Korbannya, lagi-lagi masyarakat miskin.

Puskesmas memang secara ekonomi tidak menjanjikan kekayaan bagi dokternya. Maka, para dokter enggan ditempatkan di Puskesmas. Mereka hanya mau untuk magang. Kalaupun mereka di Puskesmas, lebih berorientasi klinis daripada lapangan. Para dokter Puskesmas itu lebih berkonsentrasi pada pengobatan saja, dan jarang ingin mengetahui sebab musabab munculnya penyakit yang didapat di lapangan. Sebenarnya Puskesmas tidak harus lagi ditempatkan sebagai pusat layanan kesehatan, melainkan juga pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat. Ia mencontohkan bagaimana orang miskin memahami sumber penyakit yang ada di sekitarnya. Jika ini bisa dilakukan Puskesmas, orang miskin tidak sekadar dihimbau jangan sakit karena tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat. Melainkan mereka juga diarahkan bagaimana agar penyakit itu bisa diketahui, dicegah (preventif), dan disembuhkan.

‘Persekongkolan Tengik’ antara perusahaan farmasi dan dokter yang bertujuan untuk melariskan obat juga untuk keuntungan si dokter. Dalam praktik perdagangan, iklim dagang yang keras membuka praktik-praktik dagang dengan taktik licik. ‘Persekutuan Najis’ itu digalang untuk merugikan pasien dan negara juga demi peroleh untung bagi perusahaan farmasi. Persekutuan itu dilakukan antara lain: dokter ‘diwajibkan’ untuk meresepkan sejumlah obat dari perusahaan farmasi tertentu bahkan si dokter bisa teken kontrak untuk jual beli obat tersebut. Si dokter akan mendapat imbalan sejumlah uang atau seperangkat fasilitas untuk memenuhi kepentingan dokter bahkan apa maunya si dokter dituruti oleh farmasi.

Menyoroti fenomena rumah sakit elite di Jakarta yang tidak peka terhadap kemiskinan yang mendera sebagian besar Bangsa Indonesia. Lihat saja fasilitasnya yang menyerupai hotel dan sewanya per hari jutaan rupiah. Tentu rumah sakit itu hanya untuk orang kaya atau mereka yang berduit. Fasilitas seperti kamar mandi, telepon, televisi, kulkas, dan ruang rapat, semua tersedia di rumah sakit elite itu. Ini berbeda dengan orang miskin yang ‘hanya’ mampu menempati rumah sakit kelas ekonomi yang berdesak-desakan dengan pasien lain, yang tidak jarang beberapa pasien yang penyakitnya berbeda “dikurung” dalam satu bangsal.

Orang Miskin Dilarang Sakit... Predikat miskin bukan lagi sebuah status ekonomi, melainkan telah menjadi virus yang susah sekali ditemukan obatnya. Karena miskin sendiri merupakan bentuk penyakit yang amat sukar disembuhkan. Akses orang miskin pada kesehatan yang sangat terbatas membuat kemiskinan menjadi status ekonomi yang berusia panjang. Kemiskinan dan kesehatan merupakan dua sisi yang kini saling sulit untuk berhubungan, terutama di tengah cengkraman sistem kapitalisme.

Ahmad Nurhasim, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Tips menangani memory yang mati (SDRAM / DDRAM)


Kali ini saya akan berbagi tips dan pengalaman saya tentang menangani memory PC (SDRAM, DDRAM) yang sudah anda anggap mati (asal tidak mengalami kerusakan fisik yang parah ,misalnya terbakar atau hancur/patah), karena biasanya menurut yang saya lihat bila memory sudah di nyatakan mati oleh pemilik PC atau oleh teknisi komputer maka biasanya langsung saja di ganti dengan membeli momory yang baru, padahal masih ada kemungkinan memory tersebut di bikin hidup atau berfungsi lagi.
Berikut ini saya punya tips untuk menangani memory yang sudah di anggap mati tersebut berdasarkan pengalaman saya selama menggeluti dunia hardware , dengan akurasi dia atas 70 %, jadi misalnya anda memiliki 10 keping memory mati maka ada kemungkinan 7 keping masih bisa di selamatkan...cukup lumayan kan.? kita bisa menghemat uang beberapa ratus ribu utntuk perkepingnya, karena harga 1 keping memory DDRAM 512 MB, sekarang sekitar Rp.300.000.(harga di Jakarta, mungkin di luar daerah berbeda).
Ok, langsung saja siapkan memory mati tersebut ,dan peralatan yang di perlukan adalah Avometer.


1. Bersihkan memory tersebut dengan cara menggosok pin-pin memory tersebut dengan kain dengan tujuan membersihkan, boleh juga di beri Tiner sedikit supaya lebih bersih dari debu, dan gesekan dengan kain tersebut juga akan memancing ion-ion pada pin memory menjadi tersimulasi agar konduktornya lebih aktif.
2. Arahkan skala Avometer pada Ohm (skala untuk mengukur hambatan), bebas boleh pada posisi 1K, 10K, 100K...
3. Ambil jarum negative (-) Avometer (kabel warna hitam) lalu tempelkan pada salah satu pin/kaki memory, dan jarum positive (kabel warna merah) gesekan pada pada kumpulan kaki-kaki IC/chipset memory ,bila memory memiliki 8 buah IC misalnya maka gesekan jarum (+) tersebut ke kaki-kaki 8 IC tersebut.
4. Selesai....silahkan coba pasang memory tersebut pada slotnya di Mainboard....!


Note:

Proses ini adalah memanfaatkan aliran arus listrik dari batere Avometer yang di alirkan ke dalam sirkuit-sirkuit IC/Chipset memory .
Cara kerja proses ini adalah seperti halnya proses Clear CMOS pada Mainboard apabila Mainboard mengalami kres dan tidak mau hidup, yaitu terjadinya gangguan atau penyumbatan pada perjalanan arus listrik sehingga arus yang di perlukan untuk untuk pengaktifan suatu system tidak terpenuhi....atau seperti ilustrasi orang yang pingsan atau koma lalu kita coba bangunkan dengan cara di pancing syaraf-syarafnya untuk aktif dan sadar dengan cara di siram air, di setrum..dsb.

Kang Iwan R

Cara Download Lagu Lewat Multiply.com !! (?)

Ternyata memang benar bahwa multiply.com tidak lagi menyediakan fasilitas untuk mendownload lagu secara langsun lewat situsnya seperti yang “gencar” dilakukan oleh masyarakat pemburu lagu bajakan, yang diistilahkan dengan “COPY LEFT COMMUNITY” (artinya adalah antonim dari copyright). Kalau dahulu jika kita ingin cari lagu apa saja mulai dari jaman Palaeolitikum hingga ke jaman Nanoteknologi (halah hiperbolis:D ) , kita tinggal mendaftar di situs multiply.com, dan gunakan fasilitas cari lagu nya, kemudian.. kita pun bisa download secara cuma-cuma… ingat “cuma-cuma” lagu yang kita inginkan tersebut. Tinggal klik kanan Save link as :D, hmmm terkadang tersedia dalam format mp3 atau wma.

Nah, dua hari yang lalu Saya baru sadari dan baru ketahui bahwa hal tersebut tidak lagi dapat dilakukan. Ketika kita mencari lagu, memang hasil pencarian akan menunjukkan sebuah URL, namun kita ga bisa nge-klik kanan kemudian Save Target As.. lagu yang kita inginkan. Singkat kata. mendownload lagu di multiply.com gak lagi segampang yang dulu.

Cerita punya cerita, ternyata multiply telah banyak dan sering dituntut oleh perusahaan2 rekaman karena telah menjadi medium penyebaran lagu2 bajakan, yang katanya menyebabkan perusahaan2 rekaman tersebut merugi.

Tapi, jangan sedih dulu. Mengapa ? Karena ternyata hal itu tidak membuat kita secara penuh tidak dapat lagi memperoleh lagu2 bajakan tersebut. Masih ada satu fitur yang tetap ada di multiply.com yakni kita masih dapat memainkan playlist yang terdapat pada halaman multiply milik seseorang.

Langkah lengkapnya.
Misalnya kita ingin donlot lagu2nya “The beatles”, dan kita ketikkan di search barnya multiply “The Beatles”.
Misalkan hasil pencarian merujuk ke suatu URL : http://beatlesmania.multiply.com/music/item23/….. dst, maka sama dengan cara yang terdahulu, kita tinggal ikuti aja link tersebut.
Nah setelah kita buka link tersebut, mungkin kita akan terkejut karena tidak ada satu pun dari daftar lagu yang bisa kita donlot. Bahkan ga ada yang bisa di klik kanan-kan (istilah awamnya).
Tapi masih ada tombol playlistnya (lihat gambar). Nah anda tinggal mengeklik tombol Play The Playlist dan akan ada pertanyaan apakah mau dibuka dengan Player atau didonlot dulu.
Nah silahkan donlot file tersebut, ekstensi nya adalah .m3u.
Buka file ekstensi .m3u tersebut dengan notepad atau text editor lainnya, maka di dalamnya akan terdapat link2 langsung dari lagu2 yang terdapat di playlist tersebut.
Nah, tinggal copy pastekan salah satu link lagu yang terdapat di playlist tsb di Address bar browser anda, dan.. TADA !!!! akan anda muncul dialog box untuk meminta kita mendonlot file lagu yang kita maksud tsb.
Selamat mencoba.

ngetrend.com