Bahasa Hati

“Hati adalah cermin tempat dosa dan pahala berlabuh”, demikian syair sebuah lagu, dan pasti definisi “hati sebagai cermin tempat pahala dan dosa berlabuh” berbeda dengan definisi hati secara biologis diatas, ini cenderung mengarah pada pengertian hati secara maknawi, yaitu bisa berupa lintasan perasaan pada diri manusia atau sebuah tempat bertarungnya pengaruh kebaikan dan kejahatan.

Cinta adalah bahasa hati, yang tak akan bisa sepenuhya diungkapkan dengan seribu kata cinta, misalnya.

Sayang adalah bahasa hati, yang tak mungkin kiaskan dengan alunan lagu dan musik semerdu apapun iramanya.

Kasih adalah bahasa hati, yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang merasakannya

Bahasa Hati adalah kata-kata yang terlintas dalam perasaan yang kemudian dituangkan dalam bentuk lisan, tulisan ataupun perbuatan kita, sebagai pengejawantahan dari apa yang tersirat dari dasar hati kita, sehingga jangan heran kalau kemudian ditemukan berbagai “kata hati” yang agak aneh dan asing terdengar ditelinga dan terbaca oleh mata, karena bahasa hati adalah “Bahasa Rasa” yang hanya akan terbaca dengan hati dan perasaan saja.

Bicara Dengan Bahasa Hati Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya. Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda. Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.


submitted by condrowulan)

Manusia Bahagia Bila....

Manusia Bahagia Bila.... Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus. Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah. Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan. Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain. Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk dikhianati. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain. Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.


submitted by Erinda Aulia)

RENUNGKANLAH

1. Jika anda mau melakukan apa yang orang lain tidak mau lakukan, anda bisa mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan.
2. Jika seseorang ingin mencapai prestasi besar dan berguna bagi banyak orang serta dikenang melebihi usia hidupnya di dunia, ia harus bekerjasama dengan orang lain.
3. Takut gagal tidak hanya menghalangi orang untuk bertindak, tetapi juga akan membunuh masa depan seseorang tanpa disadarinya.
4. Berdiam diri dan tidak melakukan sesuatu adalah cara terbaik untuk menghindari kegagalan. sayangnya, itu pula cara terbaik untuk menghindari kesuksesan.
5. Kebahagiaan adalah jika apa yang anda pikirkan, apa yang anda katakan, dan apa yang anda lakukan berada dalam keharmonisan.
6. Sekelam apapun masa lalu anda, selama anda masih bernapas, anda masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
7. Bekerja sama dalam tim dapat membangun kesadaran diri bahwa tidak ada seorangpun di kolong langit ini yang dapat hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain, sejarah tertua manusia pertama yang
merupakan thesis yang tak terbantahkan bahwa manusia ternyata tidak dapat mencapai apapun tanpa bantuan orang lain bekerja sama dalam tim dapat membangun kesadaran diri bahwa tidak ada seorangpun di kolong langit ini yang dapat hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain, sejarah tertua manusia pertama yang merupakan thesis yang tak terbantahkan bahwa manusia ternyata tidak dapat mencapai apapun tanpa bantuan orang lain.
8. Dengan bekerja sama dalam tim kita mau mengakui kekurangan kita, mengakui kelebihan orang lain, dan bersedia secara tulus untuk saling berbagi, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan.
9. Pada saat susi susanti mempersembahkan medali emas bagi indonesia melalui bulu tangkis dalam pertandingan akbar olimpiade, ia mendapat sanjungan yang luar biasa dari para penonton, tetapi ia
dengan rendah hati membalas semua sanjungan itu dengan ucapan "keberhasilan ini semata-mata karena bantuan tuhan yang maha kuasa dan kerja sama semua pihak,saya hanya sekedar alat".


PERILAKU BERORGANISASI :
1. Manusia adalah makhluk yang paling unik & misterius, sebuah teka-teki (enigma) yang tak pernah berhasil tuntas diungkapkan sampai hari ini !!!
2. Karena manusia itu unik dan khas maka kita tidak bisa memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama dan seragam, termasuk terhadap anak kembar sekalipun.
3. Apa yang dimaksudkan dengan prilaku? Menurut kamus besar bahasa Indonesia perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau stimulus yang diperoleh seseorang dalam lingkungannya.
4. Sebuah organisasi terbentuk karena manusia, baik individu maupun kelompok. Oleh karena itu, jika ingin memahami perilaku organisasi, pahamilah perilaku individu dan kelompok.
5. Kita semua berada dalam sebuah organisasi besar yang selalu berubah dari waktu kewaktu. Untuk itu kita membutuhkan transformasi sikap, perilaku. Dan budaya kerja agar bisa beradaptasi dalam tuntutan perubahan sebagai suatu keharusan.
6. Kita semua memiliki waktu 24 jam sehari. Mengapa ada orang yang selalu kekurangan waktu sementara ada orang yang capek menghabiskan waktu mereka?
7. Organisasi adalah rumah kita yang kedua, tempat kita menghabiskan sebagian waktu produktif kita untuk berpikir, bekerja, bercanda, dan berbagi rasa. Jika organisasi kita tidak beres, haruskah kita membiarkannya berantakan? Siapa yang harus memperbaikinya? Kitalah yang paling tahu, kita lah yang paling bisa memperbaikinya.
8. Perilaku organisasi tidak terjadi secara kebetulan dalam waktu yang singkat tetapi dibentuk dan terbentuk oleh individu dan kelompok dalam sebuah interaksi dan proses yang panjang. Perilaku
organisasi diperjuangkan oleh anggotanya, bukan given dari manapun.

Semoga bermanfaat bagi temen semua.
By anjar_tw

Negara Ketangga

Crita iki dumadi ing taun 1969, nalika jaman isih larang pangan, wong-wong ndesa durung padha sandhalan. Yen adus Ian umbah-umbah ana kali, mung kosokan watu, sabune woh lerak.Cocok karo tembange Didi Kempot, "Kosokan watu nyang kali nyemplung neng kedhung, jaman ndhisik durung usum sabun".

Wayahe isih esuk, udakara lagi jam wolu. Kanggone wong-wong sing mapan ana ereng-erenging gunung Lawu, yahmono kuwi isih kalebu esuk, jalaran isih krasa atis. Senajan hawane isih adhem nanging mbah Imam wis krasa rada anget, amarga wis klebon kopi sak cangkir karo tela godhog telung puk.

Yen ndeleng yuswane sakjane ya durung pati tuwa, wong lagi ngancik patang puluhan, nanging wong sak Jogorogo kono kabeh ngundang "Mbah", amarga mbah Imam pancen kalebu "wong ngerti" sing dadi papan pitakonan lan pitulunganing wong pirang-pirang.

Anake lagi siji, lanang, wis kelas telu SID nanging durung duwe adhi. Lha piye wong mbah Imam kuwi dhekjaman nom-nomane seneng mblayang. Jarene golek pengalaman! Dadi anggone omah-omah kasep.

Bubar ngopi lan sarapan tela godhog, dheweke lingak-linguk, bingung sing arep digarap. Lha arep ngapa?! Sawah Seputat cedhak Kedung Ngaron kae wis tandur. Sawah Sesengon wis diliciri kacang, malah dhek wingi ya wis dibanyoni. Pari panenan gadhu iki ya wis garing, wis mlebu lumbung. Ora suwe banjur klithih-klithih mlebu senthong kidul. Weruh regedan sandhangan nglumbruk neng amben, dheweke nggremeng, "Wong regedan numpuk sak gunung anakan ngene kok ora. ndang dikumbah ki apa ngenteni taun ngarep?!"

Bojone sing lagi uthek nyugokne geni ana pawon krungu terus nyaut, "Durung kobber! Sampeyan ngerti dhewe ta Pak, pirang-pirang ndina aku tandur. Bar tandur ya ferus icir kacang! Malah iki ngko ijik ngrewangi tandur neng nggone Lik Samit. Yah apa leh arep nandangi?!"

Wegah ngladeni tembunge sing wedok, mbah Imam terus ngukuti regedan sandhangan mau, dibuntel nganggo sarung ' Ancase arep diwasuh neng kali kulon, kali Pandean. Dina Jum'at ngene iki rak gilir kali Pandean.

Lagi njangkah saka lawang, bojone mbengoki, "Arep nyang ngendi, Pak?"

"Arep masuh nyang kali kulon! Ngenteni lehmu ngumbahi pa ra ya tiwas tayumen neh!" semaure mbah Imam rada sengol.

"Lha wong kali kulon butheke ora jamak thik!"

"Apa iya?"

"Iya, wong sawah ndhuwur lagi padha digarap!"

"Ya wis, yen ngono dakgawane nyang kali Apuk wae. Kana rak ora pati buthek," kandhane mbah Imam karo terus ngunclug ngetan.

Tekan sawah Sesengon isih ngetan terus. Pancen rada adoh, wong iki mengko isih ngliwati sawah Serandha Kuning barang. Eling yen arep ngliwati sawah Serandha Kuning, githoke rada mrinding, marga sawah kuwi pancen kondhang wingit. Kang Soma Abang, buruhe lik Latip, kae jarene matine ya digondhol dhemit sawah Serandha Kuning!

Lagi tekan dalan jurusan Pakis-Blonder dheweke diendheg kang Parno, "Arep nyang ngendi, mbah, kok nggawa buntelan sak mono gedhene?"

"Arep umbah-umbah nyang kali Apuk"
"Lha thik adoh temen!"
"Iya, Iha wong blumbang langgar asat, kali kulon butheke ngudubilah. Lha kowe maeng ka ngendi ta, No, kok yahmene wis neng kene?"

"Ka ngendhangi sawah . . .", semaure kang Parno rada rangu-rangu. Lha iya, sawahe Parno, sawah Sepethi, kuwi rak wis didol nyang Latip. Ngendhangi sawah ngendi maneh, Parno ki? batine mbah Imam rada gumun.

"Sik, Mbah . . ." kandhane kang Parno munggel angen-angene mbah Imam.

"Saiki ora sah umbah-umbah dhisik! Iki ana sing luwih wigati. Ayo melu aku!" tembunge kang Parno semu prentah. Diomongi ngono mau mbah Imam kok ya mung manut, lali karo tujuwane sakawit.

Wong loro banjur renteng-renteng mlaku ngalor, terus nyidhat ngetan ngliwati pundhen Marga Langu. Menggok ngalorngliwati kuburan Kranggan nganti tekan Nangkas, angen-angene mbah Imam isih genep, nanging sabanjure wis malik grembyang. Sing diliwati dudu dalan cilik ing galengan sawah maneh, nanging ratan aspalan amba ngilakilak alus Ian lurus. Dalane rame, akeh montor liwat.

"Iki tekan ngendi, No, aku kok kaya durung tau liwat?" pitakonane mbah Imam rada gumun.

"Awake dhewe iki wis tekan tepis wiringe negara Ketangga, Mbah. Lha kae, ngarep kae tembok kraton, nanging durung rampung olehe nggarap"

"Negara Ketangga?"

"Iya. Iki negara sing bakal timbul. Negara kang adil-makmur, gemah ripah loh jinawi, karta, tata tur raharja. Ya ing kene iki mbesuk bakal tumurun ratu adil kang jejuluk Gusti Ayu Dewi Srigati. Nanging saiki durung muncul, isih kinemulan ampak-ampak, pedhut dahuru ciptane Bathara Kala".

Mbah Imam kang manthuk-manthuk ngrungokake keterangane kang Parno. Ya mung gumune mbah Imam saya tambah, dene kang Parno iki jebul sugih pangerten!

Kesel anggone mlaku kang Parno ngajak leren neng warung cilik, nanging cekli, cedhak karo tembok kraton.

"Warung iki gulene paling enak, Mbah. Sampeyan sate thok apa nganggo gule barang?" kandhane kang Parno sawise padha lungguh.

"Ya sing pepak ta, No, ngiras pantes ngicipi gule Ketangga".

Ora nganti suwe pesenane gule Ian sate wis dadi. Karo mangan mbah Imam nyawang njaba. Akeh wong padha nyambut gawe nggarap omah gedhong gedhe. Nanging wangune mung pesagi, dawa, temboke dhuwur Ian ora ana cendhelane. Embuh yen sisih ngarep kana.

"lki omah apa, No, kok cendhelane ora ana Ian dawa banget?" Mbah Imam miterang.

"Iki dalem pakunjaran, Mbah, kanggo ngukum para durjana Ian wong sing tumindak culika. Lha kae, omah cilik sing ana ndhuwur kae kanggo panggonane sing njaga".

Rampung anggone mangan lan wis padha mari kesel, wong loro mau banjur nerusake laku. Sadalan-dalan mbah Imam mbatin, yagene bakul gule mau sak anake loro pisan kok blas ora krungu tembunge. Wong-wong nyambut gawe sak mono akehe kuwi mau kok ya ora ana sing guneman. Nanging pitakonan mau mung kandheg ana gulu, mbah Imam ora wani takon Kang Parno. Lakune wong loro tekan ngarep regol kraton. Gapurane kraton winangun memper irah-irahane buta gedhe, kaapit naga sakembaran. Pethite naga nglawer nganti tekan pungkasane gapura, nglanjak tekan pager.


"lki gapurane pendhapa Agung, mbah," kang Parno aweh katrangan. "Lha kuwi setinggil binaturata ya pendhapane kraton. Lha kae . . . weruh ora, Mbah?! Kae kursi gadhing dhampar kencana, pilenggahane Kanjeng Sinuwun".

"Ratune ana ngendi, No, kok suwung gambrung?" pitakone mbah Imam semu keweden, aja-aja ana punggawa kraton sing ngonangi.

"Iki ratune isih siningit, Mbah. Kabeh punggawa kraton ya durung muncul. Kabeh mau isih ngenteni mangsa kala, Mbah. Mbesuk yen wis teka titi-wancine kabeh bakal kabukak. Ya ing kono tumimbule ratu adil sing kita anti-anti."

"Sik, No..." mbah Imam nyelani. "Kae mau aku kaya weruh Sukar karo Sudar Sambungan padha melu kerja ana kene?!"

"Iya, Mbah. Wong nggone dhewe sing melu nyambut gawe ana kene ki ya akeh. Mas Hartono Kayangan karo Sumadi Campuhan barang kae ya kerja ana kene. Asile gedhe, mbah, bayarane akeh yen kerja ana kene."


Wayahe wis ngarepake surup nalika kang Parno ngajak mulih. Nanging sadurunge bali kang Parno pesen, aja pisan-pisan noleh yen durung oleh pitung jangkah. Dietung nganti sepuluh mbah Imam lagi wani noleh lan . . . kabeh wewangunan kraton mau wis ora ana. Weruh-weruh wong loro mau wis tekan protelon Kenep.

Wong loro padha ngadeg ngayer, ngenteni nunutan, mbokmanawa ana montor liwat. Ora let suwe ana trek saka wetan. Mbah Imam enggal-enggal nyetop. Kebeneran tibake treke pakdhe Joyo Sadiman. Sing nyopir Dasil. Lha kuwi mbokdhe Yem, bojone pakdhe Joyo Sadiman barang.

"Kowe mau saka ngendi?" pitakone mbokdhe Yem karo mbukak lawang.
"Ka dolan," jawabe mbah Imam cekak.
"Wis ayo, ndang munggah! Lha Parno kuwi ora mulih pisan?"
"Mboten, Dhe, kula mbenjing enjing mawon."

Montor nggereng ninggalake Kenep. Sadalan-dalan mbah Imam ora akeh omonge. Dheweke isih ngungun karo apa sing lagi dialami.

Tekan omahe pakdhe Joyo Sadiman, mbah Imam ora leranderen, terus wae mulih. Durung nganti tekan ngomah mbah Imam diendheg. Sing ngendheg kang Parno!

"Lho, No, kowe mau kok malah wis teka dhisik?" pitakone mbah Imam gumun.
"Teka ka ngendi, wong pirang-pirang ndina ra metu ka ngomah, thik!"
"Lha kowe rak keri ana Kenep mau ta?!"
"Kenepe sapa?! Aku ki ora lunga nyang ngendi-endi!"

Mbah Imam gumune ora entek-entek. Sing ngejak menyang Kraton Ketangga mau terus sapa?!

"Wis, Mbah, ayo deloken putumu kae!

Wis telung ndina awake panas. Ndang candhaken ben ndang waras!"

Mbah Imam enggal marani anake kang Parno sing lagi lara. Cukup anggone nambani terus wae bali. Awake kesel, lungkrah lan ngantuk. Nanging lagi mlebu ngomah wis diundhamana karo bojone, "Wong umbah-umbah nyang kali kok nganti telung
ndina ki sing dikumbah apa?!"


Telung ndina?! Kamangka rumangsane mbah Imam olehe budhal lagi mau esuk! Mbah Imam dadi nggumun setaun, njembleng serendheng, ning ya lega sak ketiga.*

Panjebar Semangat 26/'02

Tuhan Marahkah Kau Padaku ???

Lihatlah disekeliling kita. Ada orang yang hanya bermodal bisa memimpin dzikir dan membaca doa, ia posisikan dirinya sebagai orang yang terpandang walaupun buta terhadap ilmu agama. Ada pula orang yang gemar berceloteh di panggung-panggung dan di mimbar-mimbar, merasa dirinya seakan da’i yang tidak tertandingi, padahal dia tidak memiliki ilmu agama kecuali hanya sedikit saja.

Kejahilan terhadap syariat terkadang menjadikan seseorang bersifat gegabah, serampangan, dan tergesa-gesa dalam berbuat. Ia dengan mudah melakukan sesuatu padahal akan memudharatkan dirinya. Betapa sering, karena kejahilan, seseorang terjatuh ke dalam perbuatan kufur dan kesyirikan, bid’ah, pengingkaran terhadap sesuatu yang sudah jelas ada nashnya dalam syariat dan terjatuh dalam berbagai bentuk kemaksiatan.

Al-Imam Ibnul Qayyim mengatakan: “Rukun kekufuran ada empat yaitu sombong, hasad, marah, dan syahwat. Sifat sombong akan mencegah seseorang untuk tunduk, hasad menghalangi untuk menerima nasihat, marah akan menghalangi untuk berbuat adil, dan syahwat akan menghalangi untuk konsentrasi dalam beribadah.
Apabila hancur pondasi kesombongan akan mudah baginya untuk tunduk; apabila pondasi hasad runtuh maka akan mudah baginya menerima nasihat dan melaksanakannya. Bila pondasi marah runtuh maka akan mudah baginya untuk berbuat adil dan tawadhu’; dan bila pondasi syahwat itu hancur maka akan mudah baginya untuk bersabar, menahan diri dari maksiat serta istiqamah dalam beribadah. Memindahkan sebuah gunung dari tempatnya lebih ringan, gampang dan mudah dibanding menghilangkan keempat perkara ini bagi orang yang telah terkena. Terlebih bila semua telah menjadi perilaku dan tabiat yang mendarah daging. Bersamaan dengan itu, tidak akan lurus amalan apapun yang dibangun di atasnya dan amalan-amalan tersebut tidak akan dapat membersihkan dirinya. Setiap kali dia membangun sebuah amalan, maka akan diruntuhkan oleh keempat perkara tersebut, dan segala macam penyakit bermuara darinya. Bila keempat perkara tersebut menancap di dalam hati maka akan menampilkan kebatilan sebagai kebenaran, kebenaran sebagai kebatilan, ma’ruf dalam bentuk mungkar dan mungkar dalam bentuk ma’ruf, dan dunia akan mendekatinya sedangkan akhirat akan menjauh darinya. Bila kamu meneliti kekufuran umat terdahulu (kamu akan menjumpai, pen.) semuanya bermuara dari keempat perkara tersebut. Dan besar kecilnya sebuah adzab tergantung dari besar dan kecilnya keempat sifat tersebut. Barangsiapa membiarkan keempat rukun kekufuran tersebut pada dirinya, maka dia telah membuka pintu kejahatan pada dirinya. Dan barangsiapa menutupnya maka akan tertutup pintu-pintu kejahatan pada dirinya. Keempat perkara di atas akan menyebabkan seseorang terhalang untuk tunduk, ikhlas, bertaubat, menerima kebenaran, menerima nasihat dari saudaranya, dan tawadhu’ di hadapan Allah dan di hadapan makhluk. Keempat sifat tersebut disebabkan kejahilan tentang Rabbnya dan kejahilan tentang dirinya. Jika dia mengetahui Allah dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna dan Agung, serta dia mengetahui tentang dirinya yang penuh kelemahan dan serba kekurangan, niscaya dia tidak akan menyombongkan diri, tidak akan marah, dan tidak akan iri hati kepada siapapun yang telah mendapatkan anugerah dari Allah.” (Al-Fawaid, hal. 174-175)

Life Without Wing !

Hidup...! hmm....rasanya beban di pundak cukup berat jg, otak berpikir...berpikir...dan berpikir trus mencari celah solusi terbaik, tp kadang lelah juga otak. memang perjalanan ini klo drasa-rasa sih mang gitu. kita sbenarnya makhluk yg lemah, ...............tanpa sadar hati merasakan kehampaan setelah sibuk mengejar keduniaan ini dan badanq jg letih seolah tanpa daya.
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
malam ga terasa ......makin larut ! tiba-tiba pikiranq.... merenungkan sesuatu, yach ! kehidupan ini.... dan.... perjalanan kehidupanq, seperti apakah q ? hmm......eh, pengen memaki dr sendiri "bodoh...bodoh km !!!" ! oh.........Tuhan betapa Maha-Nya.... q tlah dberi power (akal dan hati) tp knapa q msh bgitu munafik pada ajaran2-Mu, harusnya merenungkan perjalanan hidup ini. dengan bgitu ga sampe terjrembab ke liang gelap ini, Tuhan.....! flashback masalalu slalu mengejarq & rasanya sesal bakal tiada akhirnya buatq.....! kadang.....seperti ingin q hajar drq sndiri, pukul....pukulll aq, siksaaa.....siksaa.... aq yg bodoh ini, yang hina.... ini ! Ooo...h ! Tuhaa.....n ?! Mohon ampuu.....n hamba ini ya.... Tuhan !

PERNIKAHAN : PERJANJIAN YANG AGUNG


Pernikahan adalah sebuah perjanjian yang agung antara seorang pria dan seorang wanita. Allah menyatakannya dalam al-Qur’an sebagai perjanjian yang kuat, mitsaqan galizha.

Sebuah pernikahan hanya akan berarti apabila dilandasi oleh dasar saling cinta dan berniat menjalankan sunnah rasul. Pernikahan dalam Islam tidak bermakna apabila hanya didasari oleh keinginan hawa nafsu: nafsu melihat kecantikan, nafsu melihat kekayaan, pangkat, jabatan dan status sosial. Sekalipun hal itu merupakan hiasan namun dalam hal memilih jodoh Nabi berpesan agar menomorsatukan agamanya, niscaya kamu akan merasa tenang karenanya.

Dalam ajaran Islam, pernikahan mengandung beberapa tujuan. Pertama, pernikahan adalah melaksanakan sekaligus menghidupkan sunnah rasul. Kata Nabi SAW: "Nikah itu sunnahku barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukanlah golonganku". Menikah adalah menyempurnakan pengamalan kita dalam beragama. Nabi pernah menyatakan menikah adalah setengah melaksanakan agama.

Kedua, Nikah bertujuan untuk menjaga keberlangsungan eksistensi manusia. Allah SWT mengangkat manusia sebagai khalifahNya, wakilnya, mandatarisNya di muka bumi. Untuk terus memelihara dan melanjutkan risalahNya maka Allah meminta kita untuk memperhatikan, memelihara dan membina keturunan. Jalan halal yang ditempuh untuk memperoleh keturunan adalah dengan menikah. Firman Allah dalam surat Annisa ayat 9 "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang merasa anak-anak yang lemah". Dengan menikah diharapkan lahir generasi-generasi baru yang dapat melanjutkan amanat-amanat Allah dan risalah NabiNya..

Ketiga, menikah adalah memperjelas nasab/keturunan. Tanpa pernikahan dapat dibayangkan banyaknya anak-anak yang lahir tanpa nasab yang jelas, siapa ayahnya dan siapa ibunya.

Keempat, Pernikahan adalah upaya menghindari dekadensi moral. Ucapan Ijab kabul sangatlah pendek mungkin hanya satu menit. Namun ucapan yang hanya sesingkat itu telah merobah dengan luar biasa status hukum seseorang terhadap lainnya. Kalau dahulu berdua-duaan antara seorang laki-laki dengan wanita yang bukan mahram itu diharamkan maka setelah ijab kabul melakukan hubungan yang mesra antara suami istri justru mendapat pahala karena sudah dihalalkan. Karena itu kita heran mengapa masih ada orang yang lebih suka melakukan hubungan bebas tanpa ikatan pernikahan padahal pernikahan itu amat mudah dilakukan, cukup dengan ijab kabul satu menit saja. Mereka lebih senang bergaul bebas tanpa ikatan apapun. Hari ini berpasangan dengan si A besok berhubungan dengan si B. Akhirnya muncullah dekadensi moral di tengah masyarakat.

Kelima, menikah adalah pintu gerbang mencapai keluarga sakinah. Tidak ada kenikmatan yang luar biasa kecuali memiliki keluarga yang harmonis, damai, tentram, penuh cinta dan kasih dalam satu bahtera. Sebaliknya tidak ada penderitaan yang luar biasa selain memiliki keluarga yang penuh konflik, jauh dari kedamaian, cinta dan harmoni. Kalau di dunia ini ada surga maka itulah pernikahan yang bahagia, sebaliknya bila di dunia ini ada neraka maka itulah pernikahan yang gagal. Masyarakat yang baik akan muncul dari keluarga yang baik sebagaimana juga keluarga yang buruk akan menghadirkan masyarakat yang buruk.

Perjanjian antara ananda Agung dengan Irma yang baru saja diucapkan tidak saja disaksikan oleh seluruh keluarga, handai taulan dan sahabat-sahabat ananda melainkan juga disaksikan oleh para malaikat. Karena itu jaga dan pelihara benar-benar janji anda berdua sampai maut memisahkan anda. Jangan khianati perjanjian agung itu. Bila salah satu mengkhianatinya maka bukan saja anda mengkhianati perjanjian antara anda berdua melainkan juga mengkhianati keluarga, handai taulan dan karib kerabat anda. Arasy pun bergoncang karenanya.

Ananda Agung, wanita di sebelah anda sekarang sudah resmi menjadi istri anda. Dia siap untuk berbagi dalam suka dan duka. Dia juga siap untuk berkorban demi memperoleh kebahagiaan anda. Kalau dahulu ananda Agung bisa bebas bepergian kemana saja anda suka dan melakukan apa saja yang anda mau maka sekarang ada seseorang di rumah yang selalu menanti anda. Apabila sampai larut malam anda belum pulang ingatlah di rumah ada seseorang yang tidak dapat memejamkan mata karena mencemaskan anda. Lindungilah dia, Beri dia pendidikan yang baik. Kokohkan aqidahnya. Mantapkan pikirannya dengan ilmu pengetahuan. Sirami rohaninya dengan keimanan. Dan ajaklah dia mengarungi samudera kehidupan dengan senantiasa menjadikan ajaran Allah sebagai pedomannya. Sempurnakan dan tutupilah kekurangannya. Perlakukan dia dengan baik, mu’asyarah bil ma’ruf. Kata Nabi sebaik-baik orang adalah yang terbaik perlakuannya terhadap istrinya.

Ananda Irma, kalau kemarin anda berada di bawah perlindungan orang tua anda sepenuhnya maka kini peran itu dialihkan kepada seseorang yang kini menjadi suami anda. Dia adalah orang yang siap melindungi anda dalam berbagai keadaan. Dia menjadi sahabat sekaligus pahlawan bagi hidup anda dalam suka dan duka. Mintalah nasehat dan pendapatnya. Bila akan bepergian ke luar rumah jangan lupa minta izinnya. Kalau ada kekurangannya tutuplah dengan kelebihan yang ada pada diri anda.

Keluarga adalah tempat yang pertama sekaligus utama membentuk generasi yang shalih. Jadikan ia tempat untuk menanamkan bibit-bibit unggul generasi masa depan demi kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Doa demi doa harus selalu menyertai perjalanan hidup kita dalam keluarga.

Allahumma Barik lahuma fi khairin. Rabbana Hab Lana min azwajina wa zurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama. Rabbana Atina Fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannar.

Walhamdulillahirabbil’alamin.

About Life


Hidup bukan tentang mengumpulkan nilai
Bukan tentang siapa orang tuamu, atau dari keluarga mana kau berasal
Bukan tentang mainanmu, sepatumu, bajumu, atau uangmu
Bukan tentang tempat tinggalmu atau warna kulitmu
Bahkan bukan tentang nilai-nilai ujianmu, sekolahmu atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang tidak menerimamu

Bukan tentang pemuda atau gadis mana yang menyukaimu
Juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu atau orang yang belum kau pacari
Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau diterima atau
tidak diterima oleh lingkunganmu

Hidup bukanlah tentang itu semua

Namun hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan kau sakiti
Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri
Tentang kepercayaan, kebahagiaan dan welas asih
Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli dan membina kepercayaan
Tentang apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan
Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya
Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk
menyentuh hidup orang lain dengan kasih

Bersikap Apa Adanya

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat; atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya. Bila anda kesulitan, jangan tolak bantuan(meski lebih baik tangan yang memberi daripada menengadah). Tetapi sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain. Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama; yaitu keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terwujud dalam kejujuran dan sikap terus terang. Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam di sana. Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Anda bisa memilih untuk hidup apa adanya; dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.

cua..peknya.... !!! carut marut otakq

kerjaan numpuk di atas meja2 kantorq & meja kerja d kosan(lap. gaji, kompi2 yg rusak d kosan, tugas kuliah,dll) ... blom cew yg lg minta berantem...pa lagi ortu ke 2! wui..h pusing kepalaq mikirin mereka (mang ni dah jatahq kali nanggung beban gini).
nyicil kerja nich... mulai kmarin 15 nop 07, nyiapin perangkat LKS (East Java Olympic Skill 2007). oi...tuh koordinator dah mulai pusing juga neh! q cuma tunggu komando ja (dalam ati) ya...ch ternyata kalang kabut jugaq, "mas tolong buatin peta kota Jember, profil, data BKM,mid semester,SIN,dll". d kosan jg kompi2 rusak mulai teriak "tolong dong cepet dbetulin, mo dpake lho". esoknya dkantor! tiba-tiba, oi.........modem kantor kog dbawa ke ruang BOS...gmana mo update? terpaksa nih ke warnet ntar malam.

ok deh ! ntar dslesein dikit2 toh bakal slesai jg, sabar2....sabar...!

Insya Allah !!!



Ya Tuhan Allah SWT......... betapa hamba ini berharap dapat dekat dengan-MU, tp hamba masih berkalang dosa. sangat lah apa bagi-MU hamba ini, betapa kecil & tiada daya apapun tanpa-MU. hidup ! layaknya apakah hamba yang kurang berguna ini .... Oh. Tuhan !

Bidadari yang Cantik Jelita

Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.

Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa'ib, jama' dari ka'ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: "warna putih adalah separoh keindahan"

Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:

Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-'In jama' dari aina', artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci." (QS: Al-Baqarah: 25)

Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.

Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: "Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?" Beliau menjawab,"Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan." (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: "Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?" (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-'Urub, jama' dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, "Al-'Urub, jama' dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun", artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A'lam

(Sumber Rujukan: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin [Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu], karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah)

www.mediamuslim.info

Dasyatnya..... Cinta!!!!


"Cinta", layaknya makanan pokok, istilah yang satu ini tidak pernah pudar sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan kemanapun kita berpaling. Betapa Dasyatnya Fitnah Cinta.... sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya. Akibatnya, tidak sedikit yang menjadi lalai dari mencintai Alloh serta Rasul-Nya.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: "Patutkah kamu mengambil dia (iblis) dan turunan-turunannya sebagai wali selain daripada-Ku , sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Alloh) bagi orang-orang yang zalim." (QS: Al-Kahfi: 50).

Sesunguhnya seseorang yang bercita-cita tinggi tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi ketenangan, membuat tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan bahkan bisa membuat gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk cinta menghabiskan harta dan mengorbankan jiwa serta kehornatannya demi yang dicintainya. Bahkan ia rela mengorbankan agama dan dunianya.

Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah terlanjur masuk dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu mustahil. Betapa banyak fitnah cinta yang menjebloskan orang-orang yang bersangkutan ke dalam Neraka Jahim, menjerumuskan mereka pada siksa yang sangat pedih, dan membuat nereka meneguk air nereka yang panas mendidih. Wallohu A'lam

(Sumber Rujukan: 'Uluwwul Himmah, oleh Muhammad Ismail Al-Muqoddam; dan Lihat juga; Raudhat Al-Muhibbin wa Nuzhatul musytaqin, oleh Ibnul Qoyyim, hal 182-190; disarikan oleh Gani)

www.mediamuslim.info

Oh....... my Blog

ih....ngeri...., kog bolong" n tu blog apa kertas kosong ? ngapain juga buat blog kalo cuma gituan kaya kertas kosong, kemana warna-warni coretan hati kamu ? bosan akh... liat apa ?

alhamdulillah.....ni dah akhir untuk puasa ramadhan 1428 H eh...eh...rampung juga ini Blog yang mulai pagi dah coba d'utak-atik...yach boleh dikatakan kemaren inilah blog terjelek yang pernah q lihat sendiri !




eit...eit....! n sekarang kamu dah lumayan cool...loh !!!

Cinta, Ilmu, & Iman

Cita-Cita Terbesar Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan. Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan. Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya. Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Minal Aidzin wal Fa'idzin

Aku tahu pasti
kau berat hati
melupakan pedihnya
sayatan kekhilafanku
yang membuat hatimu
berdarah-darah luka.
Namun aku tidak putus asa
dengan penuh kerendahan hati
mengemis kebaikanmu
mengharap kerelaanmu
membuka gerbang hati
di hari raya fitri

Kvmpvl4n SMS Uc4p4n L3b4r4n

Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

Untuk sahabat

eLu MeMaNg SoBaT gUe YaNg TeRbAiK
sAmPaI tErKaDaNg GaK kErAsA sEenAkNyA
gUe NgAtAiN lUe n NgEjEkIn Lu SeMaUnYa
MaAfiN gUe BuKaN mAksUd NgErEnDaHiN
jUsTrU kArEnA lUe AdAlAh SePeRtI
bAgIaN dArI dIrI gUe
MeT pUaSa Ya!

Untuk orang tua/ayah/ibu

Ayah dan Ibu sudah menukar seluruh jiwa
semata untuk kebahagian aku
Dan sampai saat ini belum tentu aku bisa
mengganti dengan kebahagian untuk Ayah dan Ibu berdua.
Selamat Beribadah Puasa, Ayah, Ibu
Mohon maaf lahir dan bathin.
Ananda.

Untuk kenalan kantor/relasi/teman jauh/tetangga

Satu tahun tidak terasa
Ramadhan telah kembali kengunjungi kita
Semoga yang dilalui dan dilakukan
Menjadikan kebaikan di bulan suci ini
Marhaban yaa Ramadhan
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Irwan & Keluarga

Untuk bos/atasan/ atau seseorang yang disegani

Matahari berdzikir, angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-Mu.
Semua menyambut datangnya Seribu Bulan.
Selamat datang Ramadhan, Selamat beribadah puasa.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Irwan sekeluarga, Jogjakarta.

Untuk kekasih

Semua yang kulakukan adalah untuk kebahagianmu.
Segalanya adalah untukmu.
Hanya saja aku bukan lelaki yang sempurna
selalu saja ada kata dan kesalahan
yang mungkin bisa menyakiti hatimu.
Selamat berpuasa sayang, terimalah maafku.
Bersama 1000 cinta, Aa.

Mungkin baru 90 hari kita berpacaran
namun tidak lebih banyak aku bisa
membuat kamu ceria dan bahagia.
Beri aku lebih banyak hari, bulan, bahkan tahun,
untuk dapat lebih membahagiakanmu.
Bersama bulan suci ini, kita rajut kembali
benang-benang pengertian diantara kita.
Aa, lahir dan bathin.

Maaf kalo selama ini aku suka bikin kamu kesal.
Jujur juga, memang aku gak gampang ngertiin kamu.
Tapi aku 100% cinta kamu.
Met Puasa, maafkan aku lahir dan batin ya.
I Love U.

Untuk istri

Ayah menyadari sepenuhnya masih banyak
mimpi kita yang belum bisa diwujudkan.
Ramadhan tahun ini semoga kembali
menghadirkan kebahagiaan ke rumah kita.
Selamat beribadah puasa ya Bu,
jangan bosan bangunkan tidur ayah saat sahur.
Mohon maaf lahir dan bathin.
1000 Kisses, Ayah.

Wewarah pengentasan kemiskinan Sunan Drajat

Wewarah pengentasan kemiskinan Sunan Drajat kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain)
2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu - nafsu)
5. Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan mem­peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).
6. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat lima waktu)
7. Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wongkang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masya­rakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)

Satu Takdir Yang Sama

Satu Takdir Yang Sama tak peduli apakah anda percaya akan adanya takdir atau tidak, sejatinya kita ini memiliki satu takdir yang sama; yaitu menjadi manusia yang berbahagia. Tak butuh lebih dari satu kata untuk menjabarkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan untuk didefinisikan, namun dipahami dan dipancarkan dari dalam diri anda. Tak peduli apa warna kulit, bentuk mata, dan garis rambut anda. Tak peduli pula apa bahasa, keyakinan dan pegangan anda. Kita semua berhak menjadi bahagia. Dan semua ajaran kebijakan mengajak kita untuk membebaskan diri dari hambatan- hambatan yang membuat kita tak bahagia. Karena itu, tiada salahnya setelah menyisihkan waktu di akhir pekan ini untuk merenungi semua perjalanan yang sedang kita lalui, sambil menatap jauh ke depan dan ke dalam diri, kita tuliskan tujuan hidup: untuk mencapai sebuah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang membebaskan kita dari sekat-sekat antar sesama. Dan itu dimulai dengan membebaskan diri dari sekat ego kita sendiri.

Sales Promotion Girl (SPG) Komunitas Ekonomi ???

Pagi itu kampus masih runyam seperti biasanya, Mahasiswa-mahasiswa mengemper di-pinggir luar pintu kelas yang lebih mirip dengan gerombolan partai Kaypang yang menunggu Kongcoenya untuk rapat disalah satu selokan, daripada kaum Akademisi yang menunggu kehadiran dosen untuk memulai pelajaran.

Dan aku juga ada disana, dengan temanku Joe Satriani dengan Bento si Angin Ribut sedang menunggu kehadiran dosen Psikologi Pelatihan dan Aplikasi Komputer untuk meminta pelajaran. Rokok ditanganku sudah habis tiga batang, aku sudah menunggu 10 menit sebelum waktu kelas dimulai tapi sekarang dosen sudah ngaret lebih dari 15 menit dari ketentuan, untung saja dia dosen kalau dia Mahasiswa tentu saja sudah di-usir dan di-intimidasi dengan memalukan. “Mana nih dosennya?” kata salah seorang Mahasiswa yang tergeletak dengan posisi yang paling prokem tepat disebelah kiri aku, “apa jangan-jangan mata kuliahnya kosong? Udah ada yang ngecek ke pengajaran?” mendengar spekulasi itu seluruh mata Mahasiswa berbinar-binar, siapa tau pelajaran ini kosong jadi kita bisa lepas dari hukuman penjara selama 3 SKS. Itu sungguh merupakan sebuah Spekulasi menyenangkan hati, tanpa sadar hatiku juga berbunga-bunga jadinya membayangkan aku dapat melenggang pulang dengan bebas untuk menyelesaikan beberapa buku yang sedang asik aku baca.

Tiba-tiba saja selagi kondisi runyam membicarakan kemungkinan dosen tidak mengajar, datanglah 3 perempuan mengunakan baju putih ketat dengan rok setengah Paha, pantat dan payudaranya menyeplak kemana-mana, mereka menggunakan kaos kaki yang aneh yang cuma menutupi betis mata kaki juga telapak kakinya dibiarkan terbuka. Sekilas cara mereka berpakaian mirip orang edan, karena itu jangan tanyakan aku untuk apa kaos kaki seperti itu dibuat. Bahan kaos kakinya lebih mirip busa atau gabus dibandingkan dengan kain, sepatunya yang dipakai juga serasa kontras dan tidak serasi sekali kekontrasan tersebut menarik perhatian, sekalipun tidak menarik sama sekali. Kedatangan 3 perempuan itu langsung menarik seluruh perhatian Mahasiswa, mereka melihatnya seperti menatap gajah sirkus atau akrobat yang menarik. Perempuan-perempuan itu ditatap dengan mata seorang anak kecil yang menginginkan mainan, tatapan yang lebih pantas ditujukan kepada objek dan benda dibandingkan dengan manusia.

“bah, angkatan berapa tuh cewek kok aku baru liat ya?” kata Bento yang asli dari batak itu kepadaku, pertanyaannya langsung aja kita sambutin dengan ketawa geli karena mana ada Mahasiswi yang masuk ke Kampus dengan mengenakan pakaian seperti itu dan menenteng satu pak rokok La Light bukannya menenteng Tas. “lo itu To, masa ga tau kalau itu SPG, Mahasiswi edan mana yang nenteng rokok ke sekolah, se pak pula” Joe ketawa-ketiwi kesenangan mendengar tembakanku “ahahaha bento… bento…”

“gila Yon jaman sekarang ya, bajunya gila-gila banget”
“biasalah tuntutan ekonomi, selama organ seks mereka bisa menarik perhatian massa selama itu juga organ seks juga bisa dijadikan buat promosi produk. Ini yang dinamakan sebagai “organ seksual dijadikan sebagai metakomoditi, dijadikan komoditi untuk menjual komoditi lain””
“menurut kau itu benar atau salah?” kata Bento sembari menatap bokong perempuan itu tanpa henti-hentinya
“menurut gw, itu pelecehan terbesar yang udah dilakukan jaringan ekonomi global terhadap perempuan, sebagai gantinya emansipasi perempuan di-arahkan untuk melecehkan dan menjual organ seksnya sendiri. Perempuan hanya dilihat sebagai objek”
“Lae, matamu itu ngeliatin tu cewek kaya anak kecil ngeliat es krim” kata Joe sembari tertawa terpingkal-pingkal, walaupun mereka beda Marga tapi entah kenapa mereka kompak saling menyebut Lae satu sama lain.
“bah, ga gitulah Lae.. iya emang jaman ini sekarang udah kacau udah Negara rusak penduduknya mesum, cewek-ceweknya macam gini pula, kok mereka bisa ya kaya gitu?”
“mereka nganggap itu ga masalah, banyak orang ngelakuin itu. Gw jadi ingat Hadist Nabi, “nanti di akhir jaman banyak bermunculan perempuan-perempuan yang memakai baju walaupun sebetulnya mereka telanjang”, kebebasan eksplorasi organ seksual dikaitkan dengan wacana pembebasan kaum perempuan dan anti-pelecehan, walaupun dibalik itu semua yang timbul adalah pelecehan kaum perempuan dan legalisir organ seksual menjadi komoditas ekonomi. Organ seks ditampilkan dan dijadikan produk untuk dipertontonkan, untuk dikonsumsi dengan alat tertentu, beberapa dari organ seks itu di-produksi dan diperbanyak tiruannya seperti Dildo, vagina perempuan dalam bentuk boneka, boneka perempuan dalam bentuk yang lengkap yang digunakan buat pemuasan hasrat seksual. Akhirnya makna seksual hanya sebatas pada rekreasi dan kehilangan sakralitasnya, manusia atau subjek kehilangan sisi kehidupannya dan dijadikan hanya sebatas objek”

dikutip dr : Dion Priatma


Yah lihat maksud dibalik itu, apa tega kalau perempuan dipakaikan pakaian yang begitu minimalis sama si agent promosi, supaya organ-organ tertentu dari mereka terlihat menonjol untuk menarik minat pembeli? mereka itu digunakan sebagai metakomoditi, yaitu komoditas (produk) untuk menjual komoditas (produk) lain, dengan kata lain mereka itu dihargakan hanya sebatas komoditas, alat ekonomi, tubuh mereka tidak lagi dimanusiakan tapi di-objekkan. Dan apa yang akan kita hadapi kedepannya?

menyibak masalah ini setelah tau pemikirannya orang bernama Lyotard, yang dengan lengkap di paparkan dibukunya berjudul Libidonomic (Ekonomi Libido). Dia mengatakan kalau dikedepannya organ seksual yang mampu menimbulkan, memancing, memuaskan dan banyak me lainnya, baik untuk perempuan atau laki2 (tapi dalam praktik perempuan lebih difokuskan untuk dikonsumsi), dapat di-jadikan komoditas ekonomi.

Salah satu sasarannya yaitu memancing, dengan kata lain memancing hasrat libidinal laki-laki, untuk membeli ataupun untuk mengkonsumsi objek yang dimasukin unsur seksualitas didalamnya. Karena hasrat seksual itu suatu hal yang kodrati, jadi keinginan untuk mengkonsumsi ataupun tertarik terhadap itu bukan lagi sesuatu yang abnormal, tapi dikondisikan Yef, dengan kata lain lw tidak bisa menolak untuk berhasrat kalau berhadapan dengannya. Seperti di Belanda, dari dulu ada trend untuk meminum Vodka Shot, Vodka shot diminum dengan menjilat garam vodka yang ada dipayudara pelayan wanita, jadi wanita dan dadanya sebagai pelaris barang yang dadanya itu dihasrati laki-laki, sedangkan vodka sebagai barang atau komoditas yang ingin dijual.

(dada perempuan-Meta Komoditi : Vodka - Komoditi)

Ataupun di Jakarta, sekarang lagi trend memakan makanan diatas tubuh wanita telanjang, organ seksual wanita kali ini dijadikan meja hasrat libido lakilaki, yang ketika makan, sumpit dan sendok yang digunakan juga dijadikan sebagai alat buat eksplorasi seksual, organ seksual perempuan tidak lagi diperlakukan sebagai subjek, tapi di pisahkan dari kemanusiaan dan dijadikan objek ekonomi.

Nah, yang menjadi permasalahan sekarang adalah, fenomena ini bisa terjadi ketika tubuh dilepaskan dan dimerdekakan dari makna-makna ke-susilan, jadi istilah pencabulan jadi tidak ada lagi, ketika tubuh lepas dari nilai maka tubuh tidak lain cuma sekdar objek hasrat belaka, seperti ayam goreng, ayam bakar ataupun teh botol. Lalu apa yang harus kita lakukan? mengembalikan sesuatu pada tempatnya, kembalikan tubuh perempuan itu ke perempuan, pandang tubuh itu sebagai sebuah kesatuan yang didalamnya ada nilai-nilai pribadi, penghormatan, penghargaan, kesucian dan perlindungan (berlawanan dengan Focault pastinya), dengan kata lain penggalangan kembali nilai-nilai luhur ketimuran yang sudah dihancurkan, menumbuhkan kembali budaya malu. kalau tidak ada itu semua yah perempuan tidak pernah memanusiakan dirinya dan tidak pernah dimanusiakan.

Pernah ga sih kita bertanya, kenapa alat kelamin di Indonesia itu di sinonimkan dengan kata “kemaluan”? kan ada latar belakang budayanya juga pasti, dan itu sudah menjadi natur yang harus dipelihara.

Yang paling gw takutkan itu adalah, kalau kita mulai taklid buta terhadap pandangan dingin dan sinis barat terhadap nilai-nilai (berbeda pastinya dengan bagaimana pandangan barat jaman Victoria tentang Tabu seksual), dan kita mengikutinya dengan serampangan, padahal hal itu adalah fokus kepribadian pemikiran timur sejak lama dan sudah sejak lama kita bisa tertib makmur dengannya.

living for no meaning

You may never know how it feels
When you are nobody for everybody
When you are nothing to everything
You don't have any chance to find tomorrow
Worse, you don't belong to tomorrow

You don't own the reason what you're living for
Yesterday, today, or the next lives
You only see what you wanna see
Not what you have to see
You only do what it forced to you
Not what you really wanna do

You are worthless to choose
Cuz the choices are not made for you
Simply, you have no right to choose
Neither to take nor to pick

You are living,
But you belong to the death realm
You are breathing,
But you only borrow the air from other

See?
You really have no value to the world
You are not as small as dust, but people can't notice you
You are not as transparent as wind, but people are so hard to feel you
You are not seen, an invisible creature
You exist but you mean nothing

You might never know how it feels
Cuz you are the reason for whatever bad I feel

Enjoy aja !!!

kadang aq merasakan kerancuan" yang mengelilingi kehidupanku, bingung .... bingung .... & apa semua dibalik rahasia tragedy ini, mo di buat seenaknya ndiri takut salah... & ga seenaknya ndiri... tambah jd bingung. aagh ! ga tau dah, enjoy aja. yang bakal terjadi besok ya besok sekarang ya sekarang dijalani !!!

Jangan bandingkan Soekarno dengan Soeharto

Kesalahan soekarno dan soeharto pun tidak sama. kesalahan soekarno, itu pun kalau hendak dinamakan kesalahan, adalah persoalan politik, masalah ideologis. sementara soeharto adalah soal korupsi dan pelanggaran HAM.

Soekarno itu bukan komunis, juga bukan liberalis, bahkan bukan agamis. dia hanya orang yang sangat terobsesi dengan persatuan. dia tidak mau tau, seseorang itu komunis, jawa, buddha, miskin, pinter, berkulit gelap, atau ciri apapun. yg penting indonesia!

kalo soal ideologi, dia agak merapat ke kiri karena memang didorong oleh kemuakannya kepada imperialisme dan kapitalisme, yang terbukti hingga hari ini sudah mencabik-cabik jati diri kita sebagai bangsa.

"biarkan kekayaan negeri ini tetap terbenam di bumi, hingga insinyur-insinyur kita sendiri sudah bisa menggalinya".

itu salah satu quote soekarno yang menggambarkan dia manusia yang visioner, seakan dia sudah tahu di tahun 50-an, kelak freeport, newmont, exxon, dsb, akan menguras habis sari-sari tanah negeri ini. nasihat yang diberikannya 50 tahun lalu, namun hingga hari ini belum bisa kita ikuti.

Dalam Genggaman Rahasia,

Dua hal yang pasti dalam hidupku yaitu saat kelahiranku dan saat kematianku. Yang belum aku ketahui adalah kejadian sebelum kelahiranku, yang mungkin tidak akan pernah dapat kuingat, saat aku berada dalam rahim ibuku, dan saat sebelum itu. Lalu kejadian antara kelahiran dan kematianku, yang sedang kujalani saat ini. Setiap detiknya waktu selalu ditambahkan, tidak ada kesempatan mundur. Dan terakhir adalah kejadian sesudah kematianku, sesuatu yang belum aku jalani dan aku takuti.

Kini, aku sedang menjalani kehidupan. Terjebak dalam lingkaran ruang dan waktu. Di atas bumi dan hitungan dua puluh empat jam sehari, yang dibagi-bagi dalam beberapa segmen pekerjaan dan rutinitas yang harus kujalani.

Bosan! Sebenarnya, apa yang sedang kujalani ini? Sesuatu yang absurd. Kesepian dan kegelisahan ada dimana-mana. Wajahku bertahta di setiap muka yang kutatap. Apa yang kucari di kehidupan ini? Kebahagiaan?

Pernah aku mencoba menelusuri, saat-saat sebelum kelahiranku. Apakah aku dapat dibilang ada pada saat itu? Dimanakah aku pada saat itu? Dan kini, seberapa ada-kah aku? Dan jika aku telah mati, apa yang akan terjadi? Apakah aku masih ada? Ataukah benar-benar tiada, seperti debu yang tertiup angin. Kalau memang begitu, lebih baik aku tidak pernah ada. Tetapi aku ada, hari ini.

Lorong tak berujung. Pertanyaan sebelum, dan sesudah keberadaanku. Aku menyerah. Aku percaya pada Tuhan. Aku pasrah. Aku percaya pada Tuhan. Aku pasrah, tentang adanya rahasia. Aku pasrah, bahwa sebelum dan sesudah itu ada dalam genggaman rahasia. Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menolongku, karena mereka semua sama seperti aku. Aku akan mengikuti jalan Tuhan. Dan sejak itu pula, aku memang tetap sendirian, tetapi aku masih mempunyai harapan. Dan harapan itu pula yang selalu diucapkan oleh Tuhan.


Kutipan Serat Kalatida

amenangi jaman édan,
éwuhaya ing pambudi,
mélu ngédan nora tahan,
yén tan mélu anglakoni,
boya keduman mélik,
kaliren wekasanipun,
ndilalah kersa Allah,
begja-begjaning kang lali,
luwih begja kang éling klawan waspada.

Syair ini yang merupakan petikan dari Serat Kalatidha dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut:

menyaksikan zaman gila,
serba susah dalam bertindak,
ikut gila tidak akan tahan,
tapi kalau tidak mengikuti (gila),
tidak akan mendapatkan bagian,
kelaparan pada akhirnya,
namun telah menjadi kehendak Allah,
sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.

Maksud dari syair ini adalah; suatu saat akan datang zaman yang penuh dengan kekacauan, kebenaran dan kejahatan sudah tidak jelas bedanya. Pada zaman itu orang yang tidak ikut berbuat jahat tidak akan kebagian rezeki (pendapatan) atau tidak akan bisa kaya. Sebaik-baik orang yang berbuat jahat, masih lebih baik orang yang tetap menjalankan dan ingat terhadap aturan/hukum.

R.N. Rangga Warsita

12 Langkah Agar Puasa Kita Sempurna

Agar puasa kita dapat sempurna ada beberapa tips yang mesti kita perhatikan. Untuk itu Al-Madina mencoba mengangkat sebuah tulisan dari Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah dalam buku beliau yang berjudul Risalah Ramadhan tentang langkah-langkah menggapai kesempurnaan ibadah puasa yang berisikan:

  1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    "Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."
    (HR. Bukhari dan muslim)

    "Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ". (HR. Ibnu Khuzaimah)

  2. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati untuk itu anda hendaknya telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar anda tidak ragu-ragu.
  3. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    "Manusia ssenantiassa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

  4. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
  5. Manfaatkan bulan ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan di dalamnya, yakni membaca Al Quran.

    "Sesungguhnya Jibril alaihis salam selalu menemui Nabi shallallahu alaihi wa salllam untuk membacakan Al Quran baginya."
    (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu)

    Dan pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.

  6. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari)

  7. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab yang sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, ia jangan anda hadapi dengan perbuatan serupa. Nasehatilah dia dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa".
    (HR. Al Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)

    Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya. Disamping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.

  8. Hendaknya anda selesai dari puasa dengan membawa takwa kepada Allah, takut dan bersyukur kepada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah takwa, sebab Allah berfirman: "Agar kamu bertakwa"(Al-Baqarah: 183).
  9. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu berkata:

    "Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa".

  10. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
  11. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika di bulan Ramadhan.
  12. Ucapkanlah Bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo'a:

    "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

BUNG KARNO ‘FOUNDING FATHER’ TERKEMUKA NASION INDONESIA


SELURUH RAKYAT DARI SABANG SAMPAI MERAUKE BERTEKAD MEMBEBASKAN IRIAN BARAT DALAM TAHUN INI JUGA



Pidato Presiden Sukarno
Di Palembang, 10 April 1962

Saudara-saudara, lebih dahulu sebagai biasa, salam Islam: Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Kemudian, pekik merdeka: Merdeka!

Saudara-saudara, sekalian, November 60 Bapak datang disini, dan sekarang syukur alhamdulillah datang lagi disini. Sekarang bulan April 1962. Waktu Bapak dalam bulan Nopember 60 datang disini, Bapak berjanji kepada Rakyat, bahwa pembangunan jembatan Musi segera akan dimulai, dan pada waktu itu Bapak berkata: jembatan Musi ini harus selesai dalam waktu tiga tahun. Jadi sebenarnya jembatan ini sudah harus dibuka, November 60 ditambah dengan tiga tahun, November 63. Tapi, yah Saudara-saudara, berhubung dengan beberapa kesulitan yang harus diatasi lebih dahulu, pemancangan tiang pertama daripada jembatan Musi itu Insya Allah S.W.T baru dapat dijalankan hari ini,10 April 1962. Jadi kalau saya hitung 3 tahun lagi, lama menjadi 10 April 1965. Karena itu, ya, meskipun Bapak minta maaf kepada Saudara-saudara sekalian, bahwa permulaan pekerjaan membuka atau membuat jembatan Musi itu baru bisa berjalan hari ini, Bapak sekarang perintahkan supaya jembatan Musi bisa dibuka tanggal 10 April 1964. Dan terutama sekali kepada pihak Jepang yang akan menjadi aannemer. Duta besar .....saya minta berdiri. Ini Saudara-saudara Duta besar Jepang. Saya minta agar pihak Jepang yang menjadi aannemer daripada jembatan ini bekerja keras, supaya pada 10 April 1964 jembatan Musi sudah bisa dibuka. Kepada rakyat saya minta bantuan juga sekeras-kerasnya. Nanti permulaan bulan April 1964 itu, ya sedialah masing-masing kambing untuk dipotong, ayam untuk dipotong.

Ya, kecuali daripada pihak Jepang saya minta kerja keras, saya minta juga supaya Rakyat Palembang bekerja keras pula membantu agar supaya jembatan itu selesai. Ya, sebagai kemarin saya katakan, Saudara-saudara sekalian, kan kita ini didalam satu revolusi yang saya namakan revolusi simultan. Coba tirukan: si-mul-tan, si-mul-tan. Apa itu artinya? Artinya simultan yaitu serentak-sekaligus-bersama-sama. Simultan serentak-sekaligus- bersama-sama. Itu adalah arti perkataan simultan.

Memang revolusi kita ini adalah satu revolusi yang serentak sekaligus-bersama-sama. Macam-macam revolusi kita kerjakan bersama-sama. Dan sering sudah saya katakan bahwa revolusi Indonesia itu adalah revolusi pancamuka. Panca artinya lima, muka artinya muka. Muka lima. Rai, kata Pak Bastari. Rainya, mukanya revolusi kita itu paling sedikit lima. Kataku berulang- ulang, revolusi kita adalah revolusi nasional. Itu situ muka, untuk mendirikan satu negara nasional yang besar. Revolusi kita adalah revolusi politik untuk merombak cara pemerintahan yang kolot, yang kuno, yang feodal, yang aristokratis, yang otokratis, yang diktator dan lain-lain dengan satu cara pemerintahan demokratis yang sejati. Revolusi kita adalah pula revolusi ekonomi, untuk merobah lama sekali ekonomi kolonial menjadi satu ekonomi nasional. Revolusi kita adalah revolusi sosial, untuk merobah satu masyarakat, susunan masyarakat yang kapitalis, yang membuat gendut perutnya beberapa orang saja, menjadi satu susunan masyarakat yang adil dan samarasa-samarata. Ha? (Hadirin: Makmur dulu pak!) Ha, apa? (Hadirin: Makmur dulu pak!) Nanti dulu! Makmur dulu pak! Mau makmur, tapi tidak adil? (Hadirin: Tidak!) Adil tetapi makmur, makmur tetapi adil. Tempo hari saya katakan disini jangan cuma makmur tok, makmurnya beberapa orang, tidak adil dikalangan Rakyat. Makmur beberapa orang yang selalu berbuat demikian, kalau tempo hari. Makmur! Makmur! Makmur! Makmur! Ya makmur dan adil. Makmur tetapi adil, adil tetapi makmur. Ini adalah revolusi sosial.

Revolusi kita adalah juga satu revolusi kebudayaan, untuk merobah satu susunan kebudayaan kolot, feodal, kolonial menjadi satu kebudayaan Indonesia yang baru.

Malahan lebih daripada lima ini! Revolusi kita kataku, adalah juga satu revolusi untuk membuat satu macam manusia Indonesia baru. Manusia Indonesia itu Saudara-saudara, bukan yang baru, manusia Indonesia seperti yang sudah-sudah, hmm, badannya kecil-kecil, kerempeng-kerempeng. Ngerti tidak, perkataan kerempeng? Bukan manusia yang gagah, yang jiwanya tegap, tetapi manusia yang, kata orang Jawa: "Nun inggih", "sumuhun dawuh", kata orang Sunda. Tidak, tetapi manusia yang jiwanya tegap, badannyapun, potongannya bagus-bagus. Ya, membikin satu jenis manusia Indonesia baru, dengan jiwa Indonesia yang baru pula. Karena itu Bapak berkata, revolusi kita ini revolusi macam-macam revolusi, dikumpulkan dalam satu revolusi yang mahabesar. Bahkan pernah saya katakan, dengan mengejek Duta besar Sovyet Uni yang duduk disana itu, saya berkata bahwa revolusi Indonesia malahan lebih besar dan lebih luas daripada revolusinya Duta besar Sovyet Uni. Lebih besar daripada revolusi Amerika. Amerika itu pernah berevolusi Saudara-saudara! Amerika itu pernah dijajah oleh Inggris. Kemudian dalam tahun 1776 mengadakan satu revolusi, melepaskan dirinya daripada penjajahan Inggris, sehingga Amerika menjadi satu negara yang berdiri sendiri. Tapi revolusinya itu cuma revolusi nasional saja. Hanya revolusi politik saja. Yaitu sekadar mengenyahkan kolonialisme Inggris dari bumi Amerika. O, kita bukan, bukan cuma politik atau nasional saja. Tidak! Revolusi kita adalah revolusi yang luas, yang macam- macam. Dan hebatnya macam-macam revolusi harus kita jalankan serentak sekaligus bersama-sama. Karena itu aku katakan revolusi Indonesia, didalam pidato saya kemarin pada waktu memperingati Hari Penerbangan Nasional: Revolusi kita adalah satu revolusi simultan. Sekali lagi: Revolusi kita adalah satu revolusi simultan. Harus serentak-sekaligus-bersama-sama, artinya sekarang ini kita menjalankan, ya revolusi nasional, ya revolusi politik, ya revolusi ekonomi, ya revolusi sosial, ya revolusi kulturil, kebudayaan, ya revolusi membuat manusia baru, ya revolusi didalam segala hal. Dan coba kita, misalnya saja sedang kita ini mengadakan perjuangan memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Republik. Dalam pada kita menjalankan perjuangan itu, kita ya menambah produksi padi, kita ya mengadakan revolusi dilapangan kebudayaan, kita ya mengadakan revolusi dilapangan politik, kita ya mengadakan revolusi dilapangan sosial dan lain-lain sebagainya. Simultan! Nah, maka membuat jembatan Musi pun adalah satu unsur kecil daripada revolusi simultan itu tadi. Karena itu harus kita tanggulangi, harus kita jalankan dengan semangat yang revolusioner. Jangan ngulerkambang kita membuat jembatan musi itu. Jangan kita setengah-setengah, jangan kita Senen-Kemis menjalankan jembatan Musi itu. Sebab harus kerja keras membanting tulang, memeras kita punya tenaga agar supaya 10 April 1964 selesai. Boleh potong ayam, boleh potong kambing, boleh makan ikan belida. Empek-empek boleh! Saya tidak tahu ini, yang menjalin pidato itu menjalin perkataan empek-empek itu dalam bahasa Inggrisnya apa. I think you cannot translate the word, "empek-empek". Tidak bisa disalin didalam bahasa Inggris. Disalin dalam bahasa Indonesiapun tidak bisa, apa lagi dalam Bahasa Jawa, atau bahasa Kalimantan, tidak bisa. Itu khas, khas bahasa Palembang, "empek-empek".

Ah, Saudara-saudara, kita menjalankan revolusi simultan dilapangan ekonomi, sosial dan lain-lain sebagainya, juga dilapangan masional, politik masional. Maka oleh karena itu saya amat bergembira sekali bahwa Saudara-saudara menyambut pidato Pak Achmadi tadi dengan semangat yang gegap gempita. Kemarinpun sudah saya katakan bahwa meskipun kita mau berunding, tetapi toh kita bertekad bulat untuk memasukkan Irian Barat didalam wilayah kekuasaan Republik dalam tahun ini juga. Sekarang ini sudah bulan April, tanggal 10. Kalau aku hitung, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember, tinggal 9 bulan lagi, Saudara-saudara. Sebelum sembilan bulan ini lalu, Irian Barat harus sudah masuk didalam kekuasaan Republik. Ini perlu saya tegaskan sekali lagi. Kita sudah bersumpah, engkau sudah bersumpah kepada batinmu sendiri, engkau sudah bersumpah, engkau sudah bersumpah, engkau hai prajurit-prajurit sudah bersumpah, kita sekalian sudah bersumpah memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Republik dalam tahun 62 ini juga.

Nah, tapi kita mau berunding. Begini Saudara-saudara, tempo hari tanggal 19 Desember tahun yang lalu saya memberikan Trikomando Rakyat atau Trikora. Pokok isi daripada Trikomando itu apa? Ya, Saudara-saudara tahu, sudah tahu semuanya, saya beri perintah kepada seluruh Angkatan Perang untuk siap sedia, setiap waktu kalau mendapat perintah untuk membebaskan Irian Barat. Kepada Rakyat juga. Satu: gagalkan Negara Papua. Dua: pancangkan Sang Merah Putih di Irian Barat. Tiga: mobilisasi umum akan kita laksanakan. Pokok, pokok, pokok arti daripada Trikomando ialah, bahwa kita harus membebaskan Irian Barat, bahwa kita harus menduduki Irian Barat, bahwa kita harus memancangkan Sang Merah Putih, Sang Dwiwarna di Irian Barat. Itu adalah pokok arti daripada Trikomando Rakyat. Didalam Trikomando ini, coba bacakan, tidak kuberitahu jalannya apa. Tidak kukatakan harus Trikomando TNI, atau membebaskan Irian Barat ini, harus dengan perundingan. Tidak! Atau tidak pula tertulis disitu harus kita gempur dengan Angkatan Bersenjata. Tidak. Tidak. Cuma sekadar aku perintahkan: gagalkan "Negara Papua", kibarkan bendera Sang Merah Putih di Irian Barat. Pokoknya dua ini, tiga yaitu dengan mobilisasi umum dan lain-lain sebagainya, asal Irian Barat dalam tahun ini juga menjadi satu bagian kekuasaan defacto daripada Republik Indonesia. Jalannya macam-macam. Oleh karena itu Bapak berkata, kita memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Republik tahun ini juga dengan segala jalan. Segala jalan itu apa? Ya segala. Seperti itu tadi, tulisan tadi bagaimana bunyinya? "Dengan damai atau dengan kekerasan". Itu segala, Saudara-saudara. Kalau bisa dengan jalan damai, ya dengan jalan damai, kalau harus dengan kekerasan, ya harus dengan kekerasan pula. Segala jalan, kataku, harus kita jalankan. Kalau misalnya mesti, umpamanya saya ketawa-ketawa, dengan misalnya saya de Quay atau Luns, - tahu tidak nama de Quay? Tahu tidak nama Luns?-kalau umpamanya bisa saya masukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan. Republik dengan, hmmm, ketawa-ketawa dengan de Quay, dengan Luns, akan saya jalankan itu Saudara-saudara. Kalau kita memasukkan Irian Barat dengan jalan perundingan, insya Allah itupun harus kita jalankan. Asal tahun'62 Irian Barat masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik. Tetapi sebaliknyapun kalau harus dengan hantaman senjata, kita tidak dengan tedeng aling-aling kita berkata: hayo kita gempur pihak Belanda di Irian Barat. Segala hal harus kita jalankan. Ha, memang sebagai dikatakan oleh Pak Achmadi itu, imperialisme itu kita tidak beri ampun, Saudara-saudara. Kita malahan sudah terlalu lama memberi ampun kepada imperialisme di Irian Barat. Terlalu lama. Sekarang datanglah saat yang kita dalam tahun ini pula, tidak memberi ampun kepada imperialisme di Irian Barat. Nah, ini pegang teguh ya! Bung Karno, katakanlah Bung Karno itu apa, entah Presidenkah, entah Panglima Tinggikah, entah Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Baratkah, entah Pemimpin Besar Revolusikah, entah paling akhir ini dijadikan Panglima Besar Komando Tertinggi Ekonomi seluruh Indonesiakah, atau ya, sekadar Bung Karno, sebetulnya itu yang saya paling senang. Titel Bung Karno, penyambung lidah rakyat itu yang paling kucintai, katakanlah Saudara-saudara, asal masuk Irian Barat didalam tahun 62 ini, dengan politik dan dengan bantuan rakyat, dengan lidah, dengan kekuatan senjata, asal Irian Barat masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik dalam tahun ini juga, itu kita menjalani di satu jalan yang benar. Sebab Saudara-saudara, Saudara tahu bahwa sejak beberapa hari ini ada pihak ketiga yang mengusulkan satu cara memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Republik. Satu cara. Yaitu yang sudah diusulkan oleh pihak ketiga yang kemarin didalam pidato saya dimuka hadirin dan hadirat pada perayaan hari Penerbangan Nasional sudah saya jelaskan, bahwa kita pada prinsipnya setuju dengan apa yang diusulkan oleh pihak ketiga ini. Caranya? Caranya, caranya itu bagaimana didalam usul pihak ketiga itu? Begini: Belanda, ya, barangkali Belanda itu malu memberikan Irian Barat ini kembali kepada Indonesia, seperti saya memberi saputangan kepada Pak Harum Sohar ini. Barangkali malu. Saya tidak perduli, asal pada akhir tahun ini Irian Barat kembali kedalam wilayah kekuasaan Republik.

Nah, Belanda misalnya mau lebih dahulu minta tolong. Misalnya memberikan saputangan ini kepada Pak Harun Sohar. Saya tidak keberatan. Boleh. Malahan tadi pagi saya berkata kepada Pak Adam Malik: tidak perduli, mau dengan jalan PBB supaya tangan PBB dipinjam oleh Belanda, diberikan kepada Indonesia Irian Barat itu. Tidak perduli PBB bahkan meskipun meminjam tangannya setan, aku tidak perduli. Ya, meskipun tangannya setan. I do not care. I do not mind, asal Irian Barat pada tahun'62 ini juga kembali kepada kita, kepada Indonesia.

Jadi yang saya terima pada prinsipnya yaitu bahwa, ini usul pihak ketiga, Irian Barat oleh Belanda harus dikembalikan kepada Indonesia. Caranya dengan via PBB, OK. all right; meskipun via apapun, saya all right.

Lha ini Saudara-saudara, harus dimengerti oleh Saudara- saudara bahwa kita tetap memegang teguh pada jangka waktu, yaitu '62, dengan via tangan siapapun tidak perduli, asal pada akhir tahun '62 ini Irian Barat telah kembali kepada pangkuan Republik Indonesia.

Jelas tidak? Ada dari pihak kita itu yang berkata: O, tidak setuju 2 tahun. Siapa bilang saya mau terima dua tahun itu'? Ya, catat wartawan-wartawan! Siapa yang bilang saya akan mau terima dua tahun itu? Tidak, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember. Sembilan bulan kurang sepuluh hari, Saudara-saudara! Jangan kata saya terima dua tahun! Tidak! Saya sebagai penyambung lidah Rakyat Indonesia berkata dalam waktu: dalam waktu sembilan bulan kurang sepuluh hari, Irian Barat sudah harus kembali kedalam wilayah kekuasaan Republik. Tetapi prinsipnya, caranya ini, saya terima. Dan ini saya minta dicatat oleh semua Duta besar-duta besar yang ada disini, bahwa saya menerima prinsip cara penyerahan sebagai diusulkan oleh ketiga pihak itu. Prinsipnya yaitu dengan cara itu tadi. Seperti itu tadi, seperti kita kasih saputangan via ini, via itu, dengan melalui jalan Pak Bastari ke Pak Harun Sohar. Nah ini, tetap saya berharap agar supaya Belanda sadar, bahwa tuntutan kita memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Republik dalam tahun ini, bukanlah sedekar tuntutan Sukarno. Ah tidak! Apakah benar cuma tuntutan Bung Karno saja? Ini tadi, aku sudah berkata kepada Duta Besar Amerika begini: Look, look for yourself! look for yourself! Maksudnya itu lihatlah sendiri, rakyat yang menghendaki agar supaya Irian Barat itu masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik, dalam tahun 1962. Bukan Sukarno, bukan Achmadi, bukan Chaerul Saleh, bukan Zainul Arifin, bukan Suprayogi, bukan Kadarusman, bukan Pak Yamin yang termenung duduk disana. Buka Pak Bastari, bukan Pak Harun Sohar, tetapi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, 96 juta rakyat menuntut, menghendaki, bertekad, bersumpah, agar supaya Irian Barat masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik dalam tahun ini juga. Saya berkata, rakyat dari Sabang sampai Merauke, Rakyat Indonesia yang berdiam di Irian Barat pula. Tidakkah benar, Rakyat Irian Barat ingin masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik? Tidakkah benar sudah ada pertempuran di Kotabaru, Ibukota Irian Barat? Tidakkah benar sudah ada pertempuran di Waigo? Tidakkah benar, sudah ada pertempuran dipulau Gag? Tidakkah benar, sudah ada pertempuran di dekat Sorong? Tidakkah benar sudah ada pertempuran di dekat Fak-Fak? Tidakkah benar, sudah ada pertempuran di dekat Kaimana? Benar! Dan saya berkata: Kalau "naga-naga"-nya begini Saudara-saudara "naga-naga"-nya begini, pihak Belanda mengulur-ulur waktu, pihak Belanda tidak lekas-lekas memberi kembali Irian Barat kepada kita, supaya dalam tahun ini juga Irian Barat masuk kedalam wilayah kekuasaan Republik, kalau terus "naga-naga"-nya begini, seluruh rakyat Indonesia akan berontak di Irian Barat terhadap imperialisme Belanda.

Yah, oleh karena itu Saudara-saudara, kita berbesar hati, Insya Allah S.W.T, Irian Barat masuk kedalam wilayah kekuasaan kita dalam tahun ini juga. Bukan saja kita, sebagai sudah kukatakan pada waktu saya berpidato pada Hari Idul Fitri, kita mendapat berkah, Insya Allah S.W.T dari pada Allah Ta'ala, tapi juga sebagai tadi dikatakan oleh Pak Achmadi, hmm, simpatinya, bantuan rakyat-rakyat diseluruh dunia ditemplokan kepada kita. Coba, Belanda itu apa tidak malu! Coba sampai sekarang masih kirim bala bantuan ke Irian Barat dengan kapal udara. Sampai, dari Negara Belanda kapal udaranya ke Peru lebih dahulu, ke Latin Amerika dulu, Amerika Selatan, baru ke Irian Barat. Kok tidak malu! Sebab apa? Ditolak oleh negara-negara lain: Engkau tidak boleh membawa bala-bantuan ke Irian Barat melalui lapangan terbang kami. Negara-negara lain juga menolak: Tidak boleh, tidak boleh; Belanda, Engkau tidak boleh mendarat dilapangan terbang kami membawa serdadu-serdadu untuk menggempur Republik Indonesia di Irian Barat. Sampai Luns mencari-cari jalan, sampai nelusup-nelusup ke Peru, Saudara- saudara, Lho kok tidak malu. Kata orang Jawa: "pancen rai gedek"! Kata Palembang juga "rai gedek". Kalau aku menjadi pihak Belanda, aku melihat keadaan dunia simpati kepada Republik Indonesia ini, ya, sadar, memang sejarah menghendaki demikian, sadar, memang kami fikak Belanda salah, sadar, memang Republik Indonesia adalah dijalan yang benar, berdiri diatas tuntutan yang halal, yang benar. Tetapi entah, entah, entah, Saudara-saudara.

Tetapi sebaliknya pun kita kepada pihak Belanda itu Saudara-saudara, atau kita kenal kepada imperialis-imperialis Belanda, yang dulupun sudah berpuluh-puluh tahun menjalankan politik semacam ini terhadap kita. Tetapi ingat Saudara-saudara, meskipun kita pada waktu itu tidak mempunyai jetbomber seperti sekarang, meskipun kita pada waktu itu tidak mempunya MIG 19 seperti kemarin Saudara-saudara, - kemarin rakyat di Jakarta, dan orang asing di Jakarta terperanjat melihat MIG kita diudara seperti kilat, memecahkan sound barrier, Sound barrier itu batas kecepatan suara. Saking cepatnya kita punya MIG 19 itu. MIG 19 ini pesawat udara kita, lebih cepat daripada cepatnya suara, maka pada saat ia memecah ini, Saudara-saudara, suaranya lebih hebat daripada guntur. Nah semua orang terperanjat, sampai ada Ibu-ibu yang kaget nyusup kebelakang, dibawah kolong.-Nah, meskipun kita dulu tidak mempunyai MIG 19, meskipun dulu kita tidak mempunyai Ilyushin bomber, meskipun dulu kita tidak mempunyai TU Shobulov bomber, meskipun dulu kita tidak mempunyai bedil, meskipun tidak mempunyai senapan meskipun dulu kita tidak mempunyai bom, tidak mempunyai dinamit, tidak mempunyai segala alat peperangan seperti kita punya sekarang, meskipun dulu kita tidak mempunyai kapal perusak dari ALRI, meskipun dulu kita tidak mempunyai MTB-MTB, meskipun dulu kita tidak mempunyai persenjataan lengkap seperti sekarang ini, toh Saudara-saudara, didalam revolusi fisik yang 5 tahun, kita bisa mempertahankan Republik Indonesia sehingga pada tanggal 27 Desember 1949, Republik diakui oleh pihak Belanda dan oleh dunia internasional. Meskipun kita bisa membuat Republik kita ini makin lama makin besar, makin kuat, meskipun ada pemberontakan, ada gerombolan-gerombolan, toh kita makin lama makin kuat, makin lama makin kuat. Tanyakan Duta besar-duta besar yang hadir disini Saudara-saudara, tidakkah benar, bahwa Republik Indonesia ini adalah satu negara yang sekarang ini bertumbuh kearah kekuatan dan kesentausaan? En toh, Saudara-saudara, dulu kita ini mempunyai apa, Saudara- saudara? Tidak mempunyai senapan tidak mempunyai boomer, tidak mempunyai jet-fighters, tidak mempunyai kapal-kapal perang, tidak mempunyai alat-alat senjata seperti sekarang ini.Tetapi sebagai kekuatan, berulang-ulang, sejak dari mulanya kita mempunyai semangat yang menyala-nyala cinta kepada kemerdekaan: Sekali merdeka tetap merdeka! Dan semenjak proklamasi berkobar-kobar, bernyala-nyala, berapi-api didalam dada kita sampai kepada saat sekarang ini. Dan Insya Allah SWT sampai seterusnya, Saudara-saudara, saya minta seluruh dunia melihat semangat Indonesia ini, semangat daripada manusia Indonesia baru sebagai yang saya maksudkan didalam permulaan pidato saya ini tadi, bahwa kita membangun satu jenis manusia baru yang fisik dadanya tegap, dan jiwapun tegap, semangatnya tegap, tekadnya tegap, rakyatnya tegap, tiap tetes darah didalam badan kita itu tegap. Tegak berdiri diatas kebenaran, tegak untuk mendirikan satu masyarakat yang adil dan makmur, tegak untuk mempertahankan dan menyempurnakan kemerdekaan kita ini. Hendaknya Sang Merah-Putih ini benar-benar, Saudara-saudara, menjadi lambang daripada kejayaan manusia didunia ini. Lambang daripada kejayaan insanul kamil didunia ini. Lambang daripada tekad sesuatu bangsa yang sekali telah bersumpah: Sekali merdeka, tetap merdeka! Dan menjalankan sumpahnya itu dengan segala konsekwensinya!

Saudara-saudara, saya sekarang hendak pergi ke jembatan Musi untuk mulai pekerjaan membangun jembatan Musi itu. Sekali lagi saya minta, agar supaya jembatan Musi ini dengan kerja keras daripada aannemer, dengan bantuan kerja keras daripada seluruh masyarakat Indonesia, pada tanggal 10 April 1964 bisa dibuka, dan Insya Allah S.W.T, jikalau diberi oleh Tuhan hendaknya, saya ingin menjadi manusia yang pertama yang melewati jembatan Musi pada tanggal 10 April 1964.

Sekian Saudara-saudara, Assalamu'alaikum ww.

Merdeka!

[Urip Mung Mampir Ngombe]

Kawruho sejatine wong urip
urip mono bebasan mung mampir ngombe
panjeriting wong urip sing ora nduwe
ngupaya bogo direwangi mbanting rogo
mung hasile ora misro, ora sepiro
rino wengi panas udan ora diroso


Sandang pangan kekurangan sarwo
cecingkrangan
Mrono-mrene mung tandah dadi rasanan
nora kuwat, pengen sugih wedi yen kangelan
nuruti godhane setan, malah salah dalan
ngorbanake sedulur ugo katresnan
mburu bondo kadonyan nggolek pesugihan


Ngelingono neng ndonyo amung sedhelo
drajat pangkat bondo donyo bisa onyo
suk yen mati kabeh mau ora digowo


[ Ketahuilah sesungguhnya orang hidup itu ibarat hanya mampir minum, jeritan orang hidup yang tiada punya mencari makan dengan membanting tulang, hasilnya tiada sebanding, tiada seberapa siang malam panas hujan tiada dirasa. Sandang pangan kekurangan serba tidak kecukupan, ke sana kemari hanya jadi omongan tiada tahan, ingin kaya takut hadapi kesulitan menuruti goda setan, malah salah jalan mengorbankan saudara & teman-teman juga cinta memburu harta dunia mencari kekayaan. Ingatlah di dunia ini hanya sejenak saja Derajat pangkat harta dunia bisa sirna besok jika mati semuanya itu tidak dibawa ]

ternyata "urip mung mampir ngombe" itu di plesetkan dalam berbagai tafsiran. Semua bertolak dari kesementaraan hidup yang ada di balik paham "urip mung mampir ngombe" itu. Hidup ini hanya sementara, maka "aji mumpung" pun dimainkan.
Kesementaraan ini mengundang orang memandang bahwa hidup ini tidak penting, dan akan berakhir, hanya surga yang abadi, dan takkan berakhir. Maka kejarlah surga jangan kejar dunia; Vanitas Vanitatum Mundi - kesia sia-an dari ke sia-sia-an dunia.

Kesementaraan itu membuat pemisahan yang radikal antara surga dan dunia, yang fana dan yang baka, yang jelek dan yang baik, yang nista dan yang mulia. Dunia ini akan berakhir, fana, seluruhnya jelek dan nista. Karena hanya surgalah yang abadi, takkan berakhir dan seluruhnya baik serta mulia. Atau karena dunia material ini yang seluruhnya benar dan ada, maka surga spiritual itu seluruhnya tidak benar dan tidak ada?
Mungkin banyak lagi akibat parah dari "urip mung mampir ngombe" dalam pengertian demikian. Tapi mestikah demikian paham itu dimengerti? Bagaimana jika kita tidak membuat pemisahan radikal dari pengertian "urip mung mampir ngombe"; antara kesementaraan dan keabadian; dunia dan surga; kebudayaan siang dan kebudayaan malam. "Urip mung mampir ngombe" tak lagi dimengerti sebagai penyepele-an dunia dan pengagungan surga, pelecehan ke fana-an dan pe-agung-an surga, melainkan sikap untuk tidak terikat apa pun, agar menjadi ciptaan yang sempurna dan bahagia, disini ataupun disana kelak

Apa gunanya meng-agung-kan surga, kalau itu hanya menistakan manusia? Apa gunanya dunia dengan segala isinya, harta dan kekuasaannya, kalau itu memperbudak dan mengikat kita?
Dalam pengertian demikian, "urip mung mampir ngombe" adalah sikap yang dalam istilah rohani disebut "indifference". Kata Muhammad Al-Gazzali; " jangan kau lewati hal-hal di dunia ini, tapi jangan pula kau mencari nya, pahami benar, untuk apa benda - benda ciptaan di dunia ini ada, dan pergunakan ke semua nya sesuai dengan tujuan keberadaannya. " Itulah sikap yang membebaskan.
"Urip mung mampir ngombe" kiranya bukan berarti permusuhan terhadap dunia, atau persekongkolan dengan dunia. Mungkin sikap lepas-bebas itu yang harus dimunculkan dalam hidup sehari - hari. Bukan lagi Vanitas Vanitatum Mundi, tetapi peluang dan kesempatan untuk jadi manusia yang bebas, bahagia dan tak terikat apapun.

fragmentasi dan perenungan dari
Majalah Basis: Urip mung mampir ngombe