Sawang - sinawang


"melihat rumput tetangga lebih hijau" Kita seringkali mengukur kebahagiaan dari apa yang dimiliki oleh orang lain.
Saat kawan, tetangga atau saudara kita memiliki sesuatu yang kita impikan, sementara kita belum dapat memilikinya, serta merta kita sibuk menghitung nikmat apa saja yang sudah mereka dapatkan. Berlanjut dengan khayalan kita, betapa bahagianya kita jika seperti mereka.

Padahal!, semua manusia tak luput dari masalah. Secara tidak sengaja "melihat rumput tetangga lebih hijau" itu membuat kita kerasukan rasa iri, padahal juga belum tentu orang-orang tersebut senantiasa bahagia.

Semua itu cuma sawang-sinawang! Begitu istilah dalam bahasa Jawanya.
Artinya, kita seringkali melihat kebahagiaan milik orang lain, dan tak jarang merasa diri kita sebagai orang yang menderita.

Menyikapi "melihat rumput tetangga lebih hijau" ini kita memang harusnya juga melihat pada diri kita sendiri selain melihat orang lain, tepatnya ya... "menempatkan diri" atau juga "berkaca pada diri sendiri". Tuhan memberikan sesuatu itu "kelebihan"kan juga ada pengecualiannya, harusnya cukuplah berterima kasih pada-Nya atas apa yang telah diberikan pada kita & perlu di ingat "Tuhan telah Maha Adil" kepada semua cipta'an-Nya, hanya saja cipta'an-Nya tersebut yang kurang merasakan Anugerah ke-Adilan-Nya. tidak pantas kita melihat sisi dunia saja atas ke-Adilan Tuhan.

0 komentar: