Keris : mahakarya sarat makna


Berbagai sumber menyebutkan, keris sarat dengan makna filosofi. Paling tidak salah satunya ada pemahaman tentang sangkan paraning dumadi, yakni asal manusia lahir dan ke mana tujuan hidupnya.

Hal itu secara simbolis dapat dilihat dari ‘dapur’ yang terdapat dalam keris, mulai keris dapur Pinarak dapur Sengkelat. Untuk dapur Pinarak, dapat diasosiasikan bahwa kehidupan manusia berumur pendek, atau hidup itu ibarat mampir ngombe.

Keris dengan luk (lekukan) satu, itu dapat dimaknai bahwa dalam menjalani kehidupan memiliki liku-liku dan kita berkewajiban mengejar sesuatu yang berisi, tidak sia-sia. Keris dengan luk tiga atau Jangkung, luk Lima atau Pandawa. Bisa dimaknai manusia dilahirkan dengan lima panca indra yang harus selalu diasah agar selalu dalam kebaikan.

Sebagai Contoh : Dilihat dari makna filosofi, keris mPu Gandring sebenarnya bisa juga merupakan sebuah pertanda, pelajaran (peringatan). mPu jaman dahulu adalah orang yang 'di-tua'kan', dianggap memiliki kemampuan lebih, ulama dan pemuka masyarakat. Sedangkan keris, juga merupakan perlambang 'Persatuan'. Baik dari Lingga dan Yoni (Bilah dan Gonjo), Besi dan Pamor, Tempa dan Garap. Keris bisa juga diartikan sebagai 'Mengker Kerana Aris', menahan diri - muncur dengan bijaksana.

Oleh karena itu, Ken Arok memesan keris kepada mPu Gandring sebagai salah satu bekal agar bisa menjadi Raja di kerajaan Singosari, hal ini bisa jadi juga merupakan pelajaran filosofis saja. Pada saat itu, masyarakat Singosari sudah heterogen. Hindu, Budha, pedagang, petani, dsb yang tentu memiliki banyak kepentingan. Agar Ken Arok bisa menjadi Raja, maka dia harus bisa menyatukan berbagai perbedaan kepentingan tersebut. Maka Ken Arok meminta kepada mPu Gandring untuk menyatukan berbagai perbedaan tersebut dan disimbolkan melalui sebilah Keris.

Sayangnya Ken Arok tidak memahami makna 'keris' ; yaitu menahan diri, sabar dan bijaksana. Akhirnya, sebelum keris jadi (yang berarti sebelum perbedaan pandangan tersebut bisa disatukan), Ken Arok tidak sabar untuk segera menjadi Raja. Lantas Ken Arok membunuh mPu Gandring karena dianggap tidak mampu melaksanakan permintaan dan agar dikemudian hari tidak menjadi penghambat. Lalu muncullah Ken Arok sebagai Raja Singosari.

Tetapi tidak lama memerintah, kerajaan Singosari dilanda berbagai pemberontakan, kerusuhan dsb yang diakibatkan karena Ken Arok tidak bisa menahan diri dan masih banyaknya perbedaan pandangan serta kepentingan yang belum menyatu. Akhirnya berbagai kericuhan di Singosari ini pada akhirnya menyebabkan kematian Ken Arok.

Dengan demikian, kita semua perlu hati-hati (khususnya bagi para pecinta keris) agar tidak tertipu dengan berbagai keris yang dikatakan oleh penjualnya sebagai "Keris mPu Gandring".

0 komentar: